ANEKA
JEPANG |
Bertindak Bersama dan Maju Bersama "Tahun Pertukaran ASEAN-Jepang 2003" kini kian mendekati akhirnya. Perdana Menteri Junichiro Koizumi minggu ini menyambut kedatangan kesepuluh kepala negara/pemerintahan ASEAN di Tokyo untuk menghadiri "Japan-ASEAN Commemorative Summit" yang merupakan event puncak mahkota bagi tahun ini. Pertemuan ini merupakan pertemuan puncak ASEAN yang pertama diadakan di luar negara anggota ASEAN, kesempatan mana diharapkan dapat mengandalkan banyak ambisi dan usulan proaktif yang muncul selama dua tahun ini sejak kunjungan Perdana Menteri Koizumi ke Asia Tenggara pada bulan Januari 2002. Interaksi Jepang dengan Asia Tenggara mempunyai sejarah yang panjang, mulai sekitar 700 tahun yang lalu yaitu pada abad ke-14. Pembentukan ASEAN sebagai jaringan kerja regional pada tahun 1967 mendapat sambutan hangat dari Jepang, namun baru sepuluh tahun kemudianlah Jepang dan ASEAN mulai memperkokoh hubungannya secara formal strategis. Pada KTT ASEAN-Jepang Pertama yang berlangsung pada tahun 1977, Perdana Menteri pada waktu itu, Takeo Fukuda, mengumumkan kebijakan "Pengertian dari Hati ke Hati" yang lebih dikenal sebagai Doktrin Fukuda, yang menekankan perlunya dijembatani negara-negara ASEAN pada waktu itu dengan negara-negara Indo-China, sehingga hubungan perdagangan dan investasi makin diperkokoh secara signifikan sementara arus rakyat antara Jepang dan ASEAN dapat diperlancar. Dua puluh tahun kemudian, selama terjadi krisis finansial Asia pada tahun 1997, Jepang memberikan bantuan sebesar sekitar 80 milyar US dollars kepada negara-negara ASEAN. Hal tersebut secara jelas memperlihatkan betapa besarnya komitmen Jepang terhadap kawasan ini. Komitmen yang mencolok demikian merupakan hasil dari kerjasama makin erat di bidang perdagangan, pembangunan, politik, dan hubungan keamanan yang sudah terjalin selama tiga puluh tahun. Saling ketergantungan antara Jepang dan ASEAN sungguh besar sekali. Jepang merupakan mitra dagang terbesar bagi ASEAN, bersama dengan Amerika Serikat. Jepang juga merupakan sumber dana investasi yang terbesar sendiri, pemberi ODA terbesar bagi ASEAN, dan negara sumber wisatawan terbanyak yang datang ke ASEAN. Di lain pihak, ASEAN merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Jepang, dan juga kawasan utama bagi investasi perusahaan Jepang karena menerima investasi Jepang senilai sekitar 100 milyar US dollars sejak berdirinya ASEAN. ASEAN dengan demikian menjadi mitra yang sangat penting, baik secara ekonomi maupun politik. Oleh karena itu Jepang memandang ASEAN tiada duanya dan Jepang sangat bersungguh-sungguh menjalankan usahanya bagi peningkatan perdamaian dan kemakmuran di seluruh Asia Tenggara. "Japan-ASEAN Commemorative Summit" yang berlangsung di Tokyo minggu ini merupakan sebuah langkah bersejarah bagi hubungan Jepang-ASEAN. Jepang dan ASEAN kini makin memberi bentuk nyata terhadap momentum yang kian meningkat bagi kerjasama regional, yang didasarkan khusus pada "kemitraan yang tulus dan terbuka" yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Koizumi di Singapura pada tahun 2002. Dengan tema "Bertindak Bersama, Maju Bersama", Perdana Menteri mengemukakan Lima Prakarsa, termasuk pembentukan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Jepang-ASEAN, sebuah langkah berani ke depan yang akan membantu meletakkan dasar bagi kemungkinan terbentuknya komunitas kawasan Asia Timur di masa mendatang. Berbagai prakarsa tersebut mencerminkan keinginan timbal-balik untuk mengambil langkah yang tegas, dan berpandangan jauh ke depan terhadap kemitraan kerjasama ini, melampaui semata-mata urusan/transaksi ekonomi dan investasi karena sasarannya mencakup intensifikasi pendidikan dan pengembangan sumberdaya manusia, pengokohan kerjasama keamanan, dan peningkatan pendidikan dan pertukaran pemuda. Itu hanyalah beberapa contoh yang dapat disebutkan. Berbagai prakarsa ini membutuhkan kreativitas hebat dan keluwesan bagi tersusunnya berbagai kebijakan, khususnya mengingat adanya keragaman budaya, ekonomi dan dalam hal pembangunan yang begitu besar di kawasan Asia. Dengan demikian KTT ini merupakan kesempatan ideal bagi para kepala negara/pemerintahan untuk menunjukkan kemauan politik mereka untuk "Bertindak Bersama dan Maju Bersama", mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia mengenai manfaat-manfaat nyata yang timbul dari hubungan Jepang-ASEAN. Kerangka kerja konkret yang kami kembangkan dalam beberapa tahun mendatang dapat dilihat sebagai langkah-langkah pertama dan paling penting menuju terbentuknya Masyarakat Asia Timur, yang tidak saja akan membawa kemakmuran yang bertambah tapi juga kelekatan yang lebih kuat di kawasan ini. Sebagai salah satu hasil pokok dari KTT ini, ASEAN dapat mengharapkan Jepang menegaskan komitmennya bagi peningkatan kerjasama antar-kawasan. Jepang akan membantu memperkuat integritas ASEAN dengan berusaha untuk memperkecil jurang yang terdapat di antara negara-negara ASEAN, yaitu dengan jalan memberikan dukungan terhadap berbagai prakarsa dan program utama regional, seperti "Prakarsa bagi Integritas ASEAN, Pengembangan Regional Mekong, dan Area Pertumbuhan Asia Timur yang mencakup Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filipina. Dengan keluarnya Jepang dari stagnasi ekonomi di mana Jepang terpuruk selama lebih dari sepuluh tahun dan kembalinya rasa percaya rakyat Jepang terhadap masa depan, maka kini pas waktunya menurut keadaan dalam negerinya bagi Jepang untuk bergerak ke arah-arah baru yang ambisius demikian pada tingkat regional. Para pemimpin Jepang dan ASEAN harus mempergunakan momentum besar yang ada selama dua tahun terakhir ini agar prakarsa-prakarsa yang diajukan tersebut termanfaatkan sehingga dapat membawa jaman baru dalam sejarah panjang keterlibatan kita. |