ANEKA
JEPANG |
Kapal Nippon Maru : Sebuah Pengalaman Kapal Nippon Maru singgah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta     Para peserta Program Kapal Pemuda Asia Tenggara (Ship for Southeast Asian Youth Program; disingkat sebagai SSEAYP) ke-31 yang dilaksanakan dengan kapal Nippon-maru tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada tanggal 3 dan singgah di Jakarta s/d tanggal 6 Oktober. Jumlah peserta sebanyak 330 orang pemuda dari 10 negara ASEAN dan Jepang, di antaranya 28 orang pemuda-pemudi dari Indonesia. Program ini merupakan salah satu program pertukaran kebudayaan bagi kaum muda yang diselenggarakan oleh Pemerintah Jepang.     Para peserta Program Kapal Pemuda Asia Tenggara ini selama lk. 50 hari menjalin persahabatan melalui berbagai kegiatan dan kehidupan bersama selama pelayaran dan kunjungan/persinggahan. Para peserta memperkenalkan budaya negara masing-masing, melakukan diskusi dan sebagainya. Diharapkan para peserta SSEAYP, baik dari Jepang maupun negara-negara Asia Tenggara, dapat memperdalam persahabatan dan saling pengertian, memperluas wawasan, serta memahami pengertian kerjasama internasional, sehingga kelak dapat menjadi pemimpin di negara asalnya maupun dalam masyarakat internasional untuk memberi kontribusi bagi perkembangan masyarakat internasional. Pengalaman dan Kesan Mengikuti Program Kapal Pemuda Asia Tenggara Sekilas mengenai Teuku Azhari Zakaria     Inilah hasil wawancara mengenai pengalaman dan kesannya selama mengikuti program pelayaran dan kunjungan bersama itu untuk diketahui oleh para pembaca Aneka Jepang, terutama kaum mudanya. Setelah program selesai dan sebelum kembali ke Aceh, sdr. Teuku Azhari Zakaria masih berada di Jakarta dan diwawancarai oleh Aneka Jepang di Kedutaan Besar Jepang pada tgl. 19 Oktober 2004. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kaum muda Indonesia. Dan bagi yang berminat, silakan hubungi kantor gubernur propinsi masing-masing, atau Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Kepemudaan.     Secara singkat kami informasikan persyaratan untuk mengikuti seleksi. Pertama-tama masing-masing pemerintah negara ASEAN menginformasikan program kapal pemuda ini kepada para pemuda dari berbagai bidang untuk mengikuti seleksi. Dalam setiap keberangkatan dari setiap negara dipilih 28 pemuda & pemudi dari berbagai propinsi (perbandingan jumlah pria dan wanita seimbang). Namun untuk keberangkatan tahun 2004 kali ini peserta dari Indonesia yang berangkat hanya berjumlah 27 pemuda-pemudi karena 1 orang mengundurkan diri bersamaan waktunya dengan beasiswa yang diperolehnya. Adapun persyaratan untuk mengikuti program kapal pemuda ini adalah sbb:
    Program ini memakan waktu selama 53 hari (43 hari berlayar dan 10 hari kunjungan ke negara-negara ASEAN & Jepang) AJ : Bagaimana awalnya Ayi terpilih dari daerah asal yaitu Aceh ? Ayi : Pada awalnya saya mengetahui ada pengumuman perekrutan pemuda Indonesia untuk mengikuti program pertukaran Kapal Pemuda (Ship for Southeast Asian Youth Program) di Dinas Pemuda dan Olahraga, di bawah kantor Gubernur NAD. AJ : Pengalaman menarik apakah yang Ayi alami selama mengikuti program ini? Ayi : Pengalaman yang paling menarik bagi saya adalah pengalaman sewaktu di Vietnam. Saya merasakan betapa persaudaraan di sana begitu kuat. Sewaktu home-stay di rumah orang tua angkat, saya senantiasa didampingi oleh local youth yang ramah-tamah dan banyak menjelaskan serba-serbi Vietnam. Walaupun jam bertugas local youth untuk mendampingi saya telah selesai, namun di luar jam tugas mereka (local youth) tetap akrab dengan kami, mengajak kami berjalan-jalan, mengobrol santai bersama dengan penuh rasa persaudaraan. AJ : Setelah tadi Mas Ayi menjelaskan bahwa di Vietnam mendapat pengalaman yang menarik, apakah ada sisi yang menarik dari negara Jepang ? Ayi : Saya memang tidak mengunjungi negara Jepang secara keseluruhan, saya hanya mengunjungi Tokyo dan Prefektur Niigata. Dari pengalaman saya di 2 tempat ini, saya merasa kagum dengan banyak hal yang serba teratur, contohnya dari parkir kendaraan yang teratur sampai tata kota yang serba terencana dan rapi. Kotanya bersih, fasilitas kendaraan yang mudah dijangkau dan luas tujuannya sampai kota-kota lainnya, seperti halnya kereta api yang bisa menjangkau daerah-daerah lainnya dan sangat praktis. AJ : Selain negara Jepang yang menarik, apakah ada cerita menarik tentang peserta dari Jepang ? Ayi : Saya merasa senang sekali dengan peserta dari Jepang, mereka sangat berusaha untuk menjadi tuan rumah yang sangat baik, dan hal itu terlihat dari keramah-tamahan mereka kepada semua orang, ringan tangan membantu peserta lainnya namun mereka tidak menonjolkan diri atau sombong sebagai peserta dari negara Jepang, penyelenggara/sponsor program kapal pemuda ini. Mereka senang sekali memberi kesempatan kepada peserta dari negara lainnya untuk menonjol dan mereka memberi dukungan penuh. Di samping itu ada beberapa pemuda (peserta dari negara Jepang) yang humoris, menghibur peserta lainnya dengan penampilan yang lucu-lucu di saat senggang sehingga membuat suasana ramai dan gembira. AJ : Apakah ada kunjungan sosial selain kunjungan kehormatan/seremonial ? Ayi : Di Filipina kami mengadakan kunjungan ke panti asuhan anak-anak. Kunjungan ini membuat saya tersentuh. Di sana menampung anak-anak berusia 0~12 tahun dari keluarga tidak mampu atau yatim piatu dan ada juga terdapat anak cacat. AJ : Sebelum mengikuti program ini apakah Ayi menguasai salah satu kesenian Indonesia? Ayi : Sayangnya saya hanya sedikit menguasai tari tradisional Aceh yaitu tari Rapai. Tari Rapai adalah tari tradisional Aceh yang menggunakan rebana, duduk berjajar, serentak dan enerjik. Namun pada masa orientasi di Cibubur, kami para peserta juga diajarkan tari tradisional serta menyanyi lagu-lagu daerah. AJ : Apakah ada pengalaman pahit yang dirasakan selama mengikuti program ini ? Ayi : Untung sekali selama mengikuti program ini saya tidak merasakan hal-hal yang tidak mengenakkan hati. AJ : Makanan apakah yang paling enak dirasakan oleh Ayi ? Ayi : Paling enak makanan di Jepang. Kalau jenis sushi saya senang Californian Roll atau maki sushi. Makanan lainnya yang saya suka adalah mie kuah. Dan satu makanan lagi yang saya suka yaitu ebi furai, kalau di Indonesia disebut udang goreng tepung, namun kalau ebi furai udangnya besar diberi tepung dan digoreng satu-persatu, lain dengan udang goreng tepung di Indonesia yaitu jenis udang yang agak kecil dan diberi tepung kemudian digoreng beberapa udang jadi 1 udang goreng tepung. Dan saya juga baru tahu bahwa kata furai itu berasal dari bahasa Inggris 'fry' yaitu goreng, sedangkan bahasa Jepang 'ebi' berarti udang. Jadi sebetulnya ebi furai adalah udang goreng. AJ : Hal-hal lucu apakah yang dialami oleh Ayi ? Ayi : Dalam satu kabin di Kapal saya ditempatkan bersama 2 orang teman yaitu dari Kamboja dan Myanmar. Bila berbicara kami menggunakan bahasa masing-masing. Jadi bila kami berkumpul di dalam kabin, kami berbicara dalam 3 bahasa yaitu Kamboja, Myanmar dan Indonesia. Dan anehnya serta lucu sekali, kami bisa sambung satu sama lain serta kompak. Kalau kami berbicara serentak dalam 3 bahasa, maka yang terjadi adalah kelucuan-kelucuan yang membuat kami tertawa bersama. Tidak pernah terjadi masalah walaupun bahasa kami berbeda, bahkan menguntungkan karena bisa belajar bahasa negara lain. AJ : Aktivitas apa saja yang dilakukan di Kapal ? Ayi : Aktivitas di Kapal antara lain adalah: AJ : Manfaat apa yang dapat dipetik dari mengikuti program ini? Ayi : Setelah mengikuti program ini, sekembali saya ke Aceh saya akan mengenalkan program ini kepada pemuda-pemudi Aceh, khususnya kepada murid-murid saya agar mereka termotivasi untuk mengembangkan diri serta memperluas ilmu pengetahuan sehingga mereka bisa mengikuti seleksi. Saya menilai program pertukaran pemuda ini sangat baik selain untuk memperluas pergaulan internasional, juga memperluas ilmu pengetahuan serta pengalaman. Kunjungan ke berbagai negara dan bersosialisasi dengan banyak pemuda lainnya dari berbagai daerah negeri sendiri maupun dengan pemuda negara lain, membuahkan semangat untuk mengembangkan negeri sendiri, Maksudnya hal-hal positif yang diperoleh dari negara lain bisa dikembangkan di negara sendiri. |