ANEKA
JEPANG |
Lomba Pidato Bahasa Jepang Tingkat ASEAN
AJ : Apakah sebelumnya anda pernah pergi ke Jepang ? Wayan (W) : Ya, saya pernah pergi ke Jepang 4 kali sebelumnya. Waktu pertama kali, saya\ diundang oleh teman, yang kedua liburan , ketiga dalam rangka tugas dan terakhir- kalinya untuk Aikido (Bapak Wayan mengikuti pelatihan aikido). Dani (D) : Belum pernah. Ini adalah pengalaman pertama saya ke Jepang. AJ : Apa yang paling mengesankan selama ada di Jepang kali ini ? W : Pertama-tama saya sangat senang bisa pergi ke Jepang mewakili Indonesia. Saya senang juga kali ini saya dapat kesempatan, karena saya belajar bahasa Jepang. Memang rasanya lain sekali kalau dibandingkan dengan waktu kunjungan sebelumnya. Les bahasa Jepang yang diadakan pada hari kedua pun amat mengesankan. Saya sekali lagi menyadari bahasa Jepang itu sulit karena adanya hiragana, katakana, dan kanji. Apalagi kanji kan memiliki dua cara baca. Belajar sampai tahap mana pun tetap ada yang sulit. Itulah sebabnya kali ini saya membeli buku Kanji juga buat belajar di rumah. D : Banyak sekali hal yang mengesankan selama ada di Jepang, tapi yang paling\ mengesankan dan menyenangkan adalah saya bisa melihat dan mendapatkan mainan dan majalah Tokusatsu* Soalnya di Indonesia barang-barang seperti itu jarang ada, walaupun ada pasti mahal. Pada dasarnya saya tertarik dengan Jepang karena saya suka dengan Tokusatsu . Selain itu, saya juga ber-karaoke (ala Jepang) bersama teman dari Osaka dan tentunya sayapun menyanyi lagu tokusatsu. Menyenangkan sekali. * Tokusatsu: Jenis film fiksi Jepang yang menggambarkan adegan-adegan unik dengan menggunakan special effect, seperti Kamen Rider, Ultraman dll. AJ : Apakah ada pengalaman pahit atau mengagetkan selama di Jepang kali ini ? W : Pengalaman pahit sih tidak ada. Negara Jepang itu aman dan di mana-mana saya bisa minum air dari kran langsung. Tidak perlu membeli aqua!! Pengalaman yang mengagetkan, saya kali ini naik Jet Coaster di Tokyo Disney Land, untuk pertama kali dalam hidup saya. Seru sekali ! D : Pasti ada. Terutama masalah makanan. Karena saya beragama Islam, maka saya tidak bisa makan makanan yang mengandung babi dan tidak bisa minum bir. Waktu di Jepang saya sering menjumpai makanan yang mengandung babi dan bir. Saya tidak bisa makan masakan seperti itu. Satu lagi yang mengagetkan saya adalah cepatnya langkah kaki orang Jepang. Saya tidak bisa mengikutinya, ha..ha..ha!
W : Saya tidak begitu tegang, walau persaingan cukup ketat waktu lomba pidato bahasa Jepang di tingkat propinsi, dan penonton juga cukup banyak. Saya sudah biasa menghadapi orang. Dan saya cukup percaya diri, karena saya sudah jadi wakil Indonesia setelah lolos seleksi. Saya belajar bahasa Jepang dari karaoke juga supaya lafalnya lancar dan bagus. Berkat latihan dan belajar saya tidak ada masalah waktu presentasi. D : Tegang sekali. Karena saya berpidato sebagai wakil bangsa Indonesia , sehingga merasa ada sedikit tekanan. Takutnya saya memberi citra buruk bangsa terhadap bangsa lain. Makanya saya jadi tegang. Tetapi semuanya berjalan lancar semuanya bisa saya atasi. Hasilnya lumayan. Menurut juri, pidato saya ceritanya sangat alami. Dan menurut saya, peserta dari Thailand bahasa Jepangnya bagus. ASEAN Speech Contest: meskipun namanya kontes, tidak ada penilaian. Peserta dari masing-masing negara memperlihatkan kemampuan bahasa Jepang di depan umum (presentasi). Kemudian presentasi pidato itu diberi komentar oleh pengajar Bahasa Jepang. Jadi sebenarnya bukan lomba karena tidak dipilih pemenang. Lebih tepatnya Presentasi Pidato Bahasa Jepang. AJ : Mengapa anda mau belajar bahasa Jepang ? W : Saya bekerja di sebuah hotel sejak 14 tahun yang lalu. Sebelumnya saya sudah mulai belajar bahasa Jepang karena pada waktu itu kalau bisa bahasa Jepang lebih gampang mencari kerja. Sejak tahun 2001, setelah selesai bekerja saya mengikuti kuliah malam jurusan bahasa Jepang di salah satu universitas di Bali untuk memperdalam ilmu saya dan sudah wisuda bulan Oktober 2004 kemarin. D : Sejak kira-kira umur 5 tahun, saya sering sekali nonton film Tokusatsu di video (waktu itu VHS-Betamax) judul filmnya Uchuu Keiji Sharivan. Sambil nonton, saya sering meniru ucapan-ucapan yang muncul dalam adegan film. Sejak itulah saya tertarik bahasa Jepang dan sampai sekarang saya masih belajar. Dan pengalaman ini pula yang saya angkat menjadi tema pidato. AJ : Apa rencana anda untuk masa depan ? W : Saya mau menjadi guru bahasa Jepang. Sebenarnya saya sudah mulai melaksanakan cita-cita saya. Saya sekarang mulai mengajar bahasa Jepang di universitas tempat saya dulu belajar. Mahasiwa-mahasiswa sekarang banyak yang pintar. Saya juga tidak mau kalah. D : Untuk saat ini saya ingin menyelesaikan kuliah saya di UNPAD. Setelah itu saya ingin mencari beasiswa sekolah ke Jepang. Selesai sekolah saya akan mencari kerja di perusahaan Jepang, mungkin sekitar 1-2 tahun. Baru setelah itu saya akan mendedikasikan ilmu bahasa Jepang saya untuk bangsa dengan menjadi pengajar bahasa Jepang. Ini cita-cita saya.} |