Acara dan Berita Kedutaan




Acara Kedutaan Tahun 2003



<<< halaman sebelumnya

  • Acara Perkenalan Budaya Jepang di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Batu Ceper, Tangerang (24 Agustus)

  •     Pada tanggal 24 Agustus 2004, Wakil Duta Besar Shigekazu Sato beserta beberapa orang staf Kedutaan Besar Jepang mengadakan acara perkenalan budaya Jepang di pondok pesantren (ponpes). Acara ini telah menjadi acara rutin dan telah dilaksanakan sebanyak 4 kali. Pada kesempatan ini, yang dikunjungi adalah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batu Ceper di Tangerang (didirikan pada tahun 1994) yang mengasuh siswa tingkat Tsanawiyah, Aliyah serta kejuruan sebanyak 1000 orang. Kunjungan ini terwujud atas undangan pimpinan ponpes tersebut, yaitu Bapak KH Noer Muhanmmad Iskandar SQ, menyusul acara yang sama beberapa waktu yang lalu di ponpes Asshiddiqiyah Kedoya yang mendapat penilaian sangat baik.

        Mulai pukul 11 siang, seluruh santri muda berkumpul di mesjid di dalam ponpes tersebut, di mana diadakan serangkaian acara yang meliputi kuis-kuis mengenai Jepang, ceramah Bapak Wakil Duta Besar Sato, tanya-jawab, acara mencoba pakaian tradisional (yukata), pertunjukan mainan tradisional, nyanyi bersama lagu Jepang, dan terakhir foto bersama. Pertama dalam acara kuis, para santri tampak sedemikian antusias sehingga mereka yang duduk di baris-baris belakang bergerak makin maju ke depan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan pihak tamu (rombongan Kedutaan Besar Jepang) sambil memperlihatkan foto-foto dari Jepang. Misalnya, dengan foto Shinkansen, ditanyakan gApa kendaraan umum yang paling cepat di Jepang?h. Demikian pula dengan foto Gunung Fuji (Fuji-san) ditanyakan gApa nama gunung yang paling tinggi di Jepang?h, lalu dengan foto gedung-gedung pencakar langit, gIbu kota Jepang di mana?h dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Para santri yang semula kelihatan malu-malu akhirnya mengangkat tangan tinggi-tinggi dengan begitu bersemangat, dan memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu. Ketika acara kuis berakhir, terdengar teriakan bergema di mesjid, gLagi! Lagi! Lagi!h. Anehnya, mereka justru merasa sulit untuk menjawab pertanyaan gApa makanan utama orang Jepang?h. Banyak yang menjawab tidak tepat, seperti gSushih, gMieh, sampai cukup lama hingga salah seorang santri dapat menjawab dengan tepat, gNasi!h.

        Berikutnya adalah ceramah Bapak Wakil Duta Besar Sato mengenai hubungan dunia Islam dan Jepang. Sambil memperkenalkan beberapa kisah sejarah, beliau berceritera, a.l. tentang perhatian masyarakat Jepang terhadap dunia Islam yang semakin meningkat, adanya sebanyak 20.000 warga Indonesia yang menetap di Jepang, dan komunitas Muslim Indonesia yang merupakan komunitas Islam terbesar di Jepang dan membantu pengajian Muslim Jepang, serta contoh-contoh lain. Di samping itu, beliau mengimbau ditingkatkannya saling pengertian dan sikap saling menghormati perbedaan dengan mengutip Surat Al Hujarat Ayat 13 dalam Al Qurfan, yang artinya semua umat manusia adalah sama dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Para santri menyambut dengan tepuk tangan ajakan Bapak Wakil Duta Besar Sato untuk terus membangun persahabatan antara masyarakat Islam Indonesia dan Jepang.

        Kemudian, dalam acara mencoba yukata dan pertunjukan mainan tradisional, tampaknya para siswa makin antusias melihat beberapa benda yang tidak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terutama, mereka sangat menikmati main take-tombo (baling-baling bambu) yang telah dikenal baik oleh masyarakat Indonesia dalam film animasi gDoraemonh.

        Sebelum penutupan acara dengan foto bersama, para santri memadukan suara menyanyikan sebuah lagu Jepang berjudul gNyanyian Kodok (Kaeru no Uta)h yang dipandu oleh para staf Kedutaan. Karena liriknya sangat singkat dan mudah, mereka dengan gembira dan bersemangat menyanyikan lagu berbahasa Jepang ini.

        Kunjungan Bapak Wakil Duta Besar Sato ini merupakan kunjungan ke ponpes yang terakhir kalinya sebelum beliau bertolak pulang ke Jepang. Bapak KH Noer M Iskandar menilai bahwa kunjungan tersebut telah berhasil menciptakan hubungan bersahabat antara Jepang dan masyarakat Islam di Indonesia, dan menyampaikan harapannya agar selanjutnya akan berkembang pertukaran antar masyarakat pada tingkat akar rumput (rakyat kebanyakan/biasa). Bapak Wakil Duta Besar Sato juga mengemukakan bahwa kunjungannya ke ponpes selama ini merupakan sebuah kenangan yang tidak terlupakan dan dari nun jauh di sana akan tetap mendukung berlangsungnya hubungan baik antara kedua belah pihak.

    acara-acara sebelumnya>>>