ANEKA
JEPANG |
Seri Junior Experts
Saya berada di Indonesia karena tugas dari JICA(Japan International Cooperation Agency). Saya bergabung dengan organisasi ini untuk menjadi sukarelawan. Saya dan teman-teman yang menjadi relawan disebut JE (Junior Expert). Para relawan JE hidup menyatu dengan masyarakat di negara tempat mereka bertugas. Dengan menggunakan bahasa setempat, para relawan JE membantu meningkatkan ilmu dan ketrampilan masyarakat setempat dengan alih teknik dan ilmu yang sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. Dalam menjalankan tugas ini, perlu adanya jalinan kerjasama antara anggota JE dan masyarakat di lingkungan kerja untuk mendapatkan pengertian bersama dan pada akhirnya mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Anggota JE terbagi bertugas di 68 negara di dunia dan setiap tahun ada sekitar 1000 orang JE. Di Indonesia kegiatan JE dimulai pada tahun 1988. Dan sampai dengan bulan Desember 2004 ini anggota JE di Indonesia berjumlah 34 orang. Bidang pekerjaannya ada bermacam-macam. Contohnya : Guru bahasa Jepang, Guru matematika, Perawat, Instruktur olahraga judo dan lain-lain. Untuk menjadi anggota JE ada beberapa ujian, di antaranya adalah : bahasa Inggeris, bidang pekerjaan masing-masing calon anggota JE, test kesehatan dan test wawancara. Ujian untuk menjadi anggota JE dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu Bulan Juni dan Bulan Desember. Lalu setelah lulus test tersebut ada pelatihan gabungan selama sekitar tiga bulan. Dalam pelatihan tersebut anggota JE yang baru belajar bahasa negara tempat bertugas, cara berkomunikasi, cara tentang menjaga keselamatan dan lain-lain. Dan kami juga mendapat banyak informasi tentang negara yang bersangkutan. Setelah melampaui semua itu saya datang ke Indonesia, dan mulai belajar bahasa, terutama untuk kehidupan sehari-hari. Saya memulai tugas saya sebagai guru memasak di SMKN4 Yogyakarta pada bulan Mei 2003. Tempat tugas saya (SMKN4 Yogyakarta) didirikan pada tahun 1976, merupakan sekolah pariwisata dengan jurusan Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan, Akomodasi Perhotelan dan Usaha Jasa Pariwisata. Sampai bulan Desember 2004 ini jumlah guru sekitar 110 orang dan jumlah siswa sekitar 1250 orang. Di sekolah ini, saya merupakan anggota JE kedua yang pernah bekerja di sini. Saya mengajar teori masakan, praktek masakan dan ilmu tentang kebersihan kepada para guru dan siswa Tata Boga. O ya..... di sekolah ini saya juga punya teman JE yang mengajar Bahasa Jepang untuk pariwisata. Sewaktu ada di Jepang, saya bekerja di hotel sebagai koki masakan Perancis. Dan saat ini saya mempunyai tanggung jawab mengajarkan masakan Kontinental kepada para siswa di kelas tiga Tata Boga. Tetapi selain mengajar masakan Kontinental, saya juga mengajar teori dan praktek masakan Jepang, yang di sekolah ini sudah termasuk dalam kurikulum sekolah. Hal yang menyenangkan selama saya bekerja adalah suasana sekolah yang baik, murid-murid yang manis, dan para guru juga sangat ramah. Dan itu membuat saya merasa terbantu sekali. Kegiatan lain selain mengajar di sekolah adalah mengikuti kegiatan yang dilakukan JICA bersama Kementerian Budpar (Kebudayaan dan Pariwisata), yakni pelatihan membuat masakan Jepang pada bulan Mei tahun 2004. Pelatihan ini diadakan dalam rangka meningkatkan teknik membuat masakan bagi para guru di Indonesia. Pada pelatihan ini pesertanya datang dari Bali, Bandung, Makassar, Medan dan Yogyakarta. Dalam kegiatan ini para peserta belajar teori masakan Jepang, lalu belajar cara memotong sayur-sayuran, ikan, praktek set menu masakan Jepang, membuat Sushi dan Sashimi. Di sekolah, pada saat mengajar saya juga menggunakan media komputer dan proyektor untuk membantu siswa agar lebih mudah mengerti. Dengan media komputer saya bisa menyampaikan pelajaran secara lebih efektif karena siswa-siswa bisa melihat secara langsung peralatan dan bahan-bahan yang belum diketahui. Saya pikir cara mengajar seperti ini bagus karena siswa bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan bisa menikmati pelajaran. Saya berharap cara mengajar seperti ini, penting untuk pendidikan Indonesia, dan semoga dapat lebih berkembang di Indonesia. Selain pelajaran memasak, saya juga mengajar ilmu kebersihan kepada para guru dan murid. Contohnya adalah dengan meletakkan sabun cuci di dekat keran leding air sekolah, memberi bimbingan akan pentingnya mencuci tangan waktu praktek memasak dan juga membimbing cara mencuci talenan dengan memakai pemutih. Tujuan saya dalam hal ini adalah supaya praktek memasak menjadi lebih bersih. O ya..... di sekolah saya juga memperkenalkan budaya Jepang kepada para siswa dan guru melalui SAKURA SHINBUN. Ini adalah semacam majalah dinding yang saya buat dan terbitkan tiap bulan. Isinya memperkenalkan budaya, adat-istiadat, masakan dan semua hal tentang Jepang. Sampai saat ini, saya pikir dunia kuliner di Indonesia bertambah maju setiap hari. Di Indonesia ada banyak orang datang dari berbagai negara. Bermacam-macam informasi dan barang masuk ke Indonesia dengan cepat. Maka bisnis di bidang makanan juga berkembang dengan cepat sekali terutama di kota-kota besar di Indonesia. Demikian pula di Yogyakarta, kota tempat saya bertugas, banyak mal dan restoran baru yang sedang dibuat, dan tentu saja tempat makan yang bagus juga akan bertambah jumlahnya. Dan saya akan menikmati munculnya perkembangan baru dunia kuliner Indonesia selama saya bertugas di Indonesia. Resep dari Pak Kawa ...klik disini >> |