Kunjungan Duta Besar


  • Kunjungan Duta Besar Yutaka Iimura ke Bandung
  • Pada tanggal 17 Juni yang lalu, Duta Besar Iimura mengadakan kunjungan kerja ke Bandung. Di Bandung, beliau mengunjungi Universitas Padjajaran, Museum Geologi dan sore harinya mengadakan ramah tamah dengan para pengurus Bandung Japan Club serta kunjungan Dubes Iimura diakhiri dengan Kunjungan ke Pesantren Darul Tauhid.

    Di Universitas Padjajaran, Duta Besar diterima oleh Rektor, Prof. Himendra Wargahadibrata. Universitas Padjajaran selama ini mengirim dosen-dosennya untuk melajutkan pendidikan di Jepang. Dari Unpad, Duta Besar melanjutkan kunjungan kerjanya ke Museum Geologi. Museum ini menjadi salah satu proyek kerjasama ekonomi pemerintah Jepang.

    Di Museum Geologi ini, Duta Besar sempat mendapatkan penjelasan mengenai fosil tengkorak Homo erectus erectus (manusia Jawa purba).

    Sore harinya, setelah mengadakan ramah tamah dengan para pimpinan Bandung Japan Club, Duta Besar Iimura diterima oleh KH Abdullah Gymnastiar (yang lebih dikenal dengan Aa Gym) di Pesantrennya. Kunjungan beliau ini merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Aa Gym ke kediaman beliau di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Di pesantren ini, Duta Besar sempat mengikuti khotbah di mesjid pesantren tersebut dan diperkenalkan kepada para santri.

    Pada acara khotbah tersebut, Duta Besar menyampaikan kata-kata berikut :
    "Jepang dan Indonesia menjalin hubungan penting di bidang perdagangan dan ekonomi. Sebagai sesama negara Asia, diantara kedua negara kita telah terbina hubungan persahabatan yang bertumpu pada saling pengertian. Walaupun terdapat perbedaan dalam keyakinan, yaitu mayoritas penduduk Jepang beragama Budha dan Shinto, sementara mayoritas penduduk Indonesia beragam Islam, terdapat persamaan. Para penganut Shinto dan Budha, membasuh tangan dan membersihkan mulut sebelum bersembahyang dengan maksud membersihkan tubuh fisik sebelum memurnikan jiwa dan saya melihat hal yang sama dilakukan oleh para penganut agama Islam. Masih ada satu lagi persamaan, yaitu, baik Jepang maupun Indonesia - di tengah-tengah masyarakat modern dunia - sedang berusaha mencari jawaban bagaimana agar hidup sebagai manusia bermartabat. Ternyata ajaran dan sosok Aa Gym menjadi salah satu dari jawaban yang dicari itu. Dalam pengertian ini juga, saya merasa amat berbahagia dapat menjadi teman Aa Gym."

    Sebagai balasan atas sambutan ini, Aa Gym mengatakan, "Duta Besar Iimura memberikan contoh yang patut kita teladani. Beliau selalu memenuhi janji. Ketika saya mengundangnya ke Mesjid Al-Azhar di Jakarta, dia datang. Begitu juga, sewaktu saya mengundang dia ke Bandung, dia memenuhi undangan saya. Saya telah bertemu dengan Duta Besar dari berbagai negara, namun saya senang karena dapat berbicara secara terus terang, tanpa basa-basi dengan Duta Besar Iimura. Seperti yang beliau katakan, perbedaan agama bukan masalah, melainkan harus dilihat sebagai pelengkap kekurangan masing-masing."
    Setelah itu, Aa Gym memboncengkan Duta Besar dengan sepeda bermotornya untuk berkeliling pesantren.

  • Lecture di Universitas Indonesia
  • Pada tanggal 22 Juni 2004, Duta Besar Iimura berkesempatan memberikan kuliah singkat mengenai hubungan Jepang-Indonesia di hadapan sekitar 50 orang mahasiswa dan dosen Program Kajian Jepang (Fakultas Ilmu Budaya) dan fakultas yang terkait dengan masalah internasional lainnya. Duta Besar Iimura adalah duta besar kedua yang diundang dalam rangka program gAmbassador at UIh yang diadakan di UI sejak bulan April yang lalu.

        Dalam kuliah singkatnya mengenai hubungan antara kedua negara, Dubes Iimura antara lain mengatakan bahwa hubungan antara kedua negara bukan semata-mata dalam bentuk hubungan ekonomi karena sudah terbina sebagai hubungan dari hati ke hati. Duta Besar juga mengemukakan bahwa kegiatan para pengusaha Jepang di Indonesia telah memberikan kontribusi baik berupa alih teknologi maupun pendayagunaan tenaga kerja. gPenting bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan identitas kebudayaannya di tengah-tengah gelombang globalisasi yang sedang melaju di dunia,h kata Duta Besar Iimura.


    Duta Besar Iimura (kanan) bersama Rektor Universitas Indonesia,
    Prof. Dr. Usman Chatib Warsa


  • Duta Besar Yutaka Iimura Kini Bermarga Purba Pakpak
  • HORAS ! GORAN HU YUTAKA IIMURA PURBA PAKPAK (Nama saya Yutaka Iimura Purba Pakpak.) MALAS UHUR HU JADI KALUARGA PURBA PAK-PAK (Saya gembira menjadi anggota keluarga Purba Pakpak.)

    Pada tgl. 29 Mei 2004 Duta Besar Yutaka Iimura menghadiri upacara resmi diterima sebagai anggota marga Purba Pakpak dan memperoleh nama marga Purba Pakpak. Pada upacara tersebut, Duta Besar datang sebagai undangan dari marga Purba Pakpak.Pada kesempatan ini Menteri Pertanian Bungaran Saragih hadir sebagai salah seorang tokoh penting berdarah Batak.


    Dubes Iimura sedang menari tari rakyat Bintangnarondang
    bersama para tetua dan anggota marga

    Setelah resmi menjadi anggota keluarga marga dan berhak memakai nama marga ini, nama Duta Besar menjadi Yutaka Iimura Purba Pakpak. Marga Purba Pakpak adalah salah satu dari marga-marga Batak Simalungun. Marga ini memerintah negeri Purba sejak awal abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-20.

    Upacara resmi ini berlangsung di istana "Rumah Bolon" milik marga yang dibangun pada abad ke-17. Pada upacara tersebut berkumpul sekitar 200 orang, a.l. Menteri Pertanian Bungaran Saragih, para anggota marga Purba Pakpak, marga-marga Simalungun di sekitarnya dan wakil dari Pemda. Diterimanya Dubes Iimura sebagai anggota marga Purba Pakpak telah mendapat restu para tetua marga ini dan sesama anggota marga. Dubes Iimura kemudian ikut menari tari rakyat Bintangnarondang, dengan mengenakan topi Gotong, berselendangkan Ulossurisuri, dan memakai ikat pinggang Rigicantik, dan lain-lain yang baru saja diterimanya, beserta sebilah pedang.

    Dubes Iimura berkata, "Tidak terasa sudah 1 tahun 9 bulan saya berada di Indonesia sebagai Duta Besar Jepang. Selama ini, saya mencoba memahami bukan hanya politik dan ekonomi Indonesia tetapi juga masyarakat dan kebudayaannya yang sangat beragam. Bagi saya, penganugerahan nama marga Purba Pakpak pada hari ini adalah suatu bukti bahwa saya dapat diterima oleh orang-orang Indonesia sebagai seorang pribadi bukan hanya sebagai wakil dari pemerintah Jepang, itulah sebabnya saya merasa sangat bahagia dan terhormat." demikian ungkapan terima kasih yang disampaikan Dubes Iimura.

    main page       previous>>>