Penandatanganan Pertukaran Nota Pinjaman Yen untuk 2 Proyek kepada Indonesia
2024/12/24
[日本語]
Pada tanggal 24 Desember 2024, Bapak Masaki Yasushi, Duta Besar Jepang untuk Indonesia dan Bapak Abdul Kadir Jailani, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah menandatangani Pertukaran Nota atau E/N untuk proyek pinjaman yen maksimum senilai 38,693 miliar yen.



1. Ringkasan Proyek
(1) Pinjaman Sektor Pengurangan Risiko Bencana Gunung Berapi
(jumlah maksimum JPY 23,148 miliar)
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia dengan lebih dari 500 gunung berapi, termasuk sekitar 130 gunung berapi aktif. Sementara itu, fasilitas pengendalian sabo (erosi) telah mengalami kerusakan akibat letusan di masa lalu. Hal ini menyebabkan fungsi pengendalian sabo (erosi) semakin menurun, sehingga tindakan untuk pencegahan bencana sangat dibutuhkan.
Proyek perbaikan fasilitas pengendalian sabo (erosi) ini bertujuan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah gunung berapi di Indonesia dengan memperbaiki fasilitas pengendalian sabo (erosi) serta menerapkan langkah-langkah non-struktural untuk memulihkan kerusakan yang disebabkan oleh letusan gunung berapi dan mengurangi risiko bencana.
Proyek ini merupakan proyek kerja sama untuk pencegahan bencana gunung berapi yang telah berlangsung sejak tahun 1970-an.
(2) Pinjaman Sektor Pengembangan Terpadu Pelabuhan Perikanan dan Pasar Ikan Internasional
(jumlah maksimum: JPY 15,545 miliar)
Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo telah membuat komitmen dan sedang mengupayakan untuk swasembada pangan, termasuk mengamankan sumber daya perikanan sebagai sumber protein yang penting. Seiring dengan meningkatnya ketimpangan pendapatan dalam negeri yang telah menjadi isu sosial yang serius di Indonesia, stabilisasi sosial melalui penciptaan lapangan kerja berkelanjutan dan peningkatan pendapatan di industri perikanan di daerah pedesaan yang berpenghasilan rendah telah menjadi isu yang mendesak. Namun, Indonesia belum dapat memanfaatkan potensi perikanannya dengan optimal, terutama karena kurangnya infrastruktur perikanan dan infrastruktur distribusi makanan laut.
Proyek ini bertujuan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan di wilayah proyek dengan meningkatkan jumlah produk perikanan yang didaratkan di wilayah tersebut. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk perikanan yang dijual melalui rantai pasokan dengan mengembangkan dan merehabilitasi pelabuhan perikanan dan fasilitas terkait pasar di seluruh Indonesia.
Proyek ini bertujuan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan di wilayah proyek dengan meningkatkan jumlah produk perikanan yang didaratkan di wilayah tersebut. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk perikanan yang dijual melalui rantai pasokan dengan mengembangkan dan merehabilitasi pelabuhan perikanan dan fasilitas terkait pasar di seluruh Indonesia.
Proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek-proyek sebelumnya, yaitu proyek pengembangan pelabuhan perikanan, pasar ikan dan rantai dingin di bawah bantuan hibah 'Rencana Pengembangan Sektor Perikanan untuk Pulau-Pulau Terpencil' (ditandatangani pada tahun 2018) dan 'Rencana Pengembangan Sektor Perikanan Kedua untuk Pulau-Pulau Terpencil' (ditandatangani pada tahun 2020), yang mencakup enam pulau terpencil.
2. Kondisi Pinjaman
(1) Pinjaman Sektor Pengurangan Risiko Bencana Gunung Berapi
Suku bunga:1.6% (bunga tetap, 0,2% per tahun untuk porsi jasa konsultasi)
Masa Pengembalian:30 tahun (termasuk grace periode 10 tahun)
Syarat Pengadaan:tidak terikat (untied)
(2) Pinjaman Sektor Pengembangan Terpadu Pelabuhan Perikanan dan Pasar Ikan Internasional
Suku bunga:1.8% (bunga tetap, 0,2% per tahun untuk porsi jasa konsultasi)
Masa Pengembalian:30 tahun (termasuk grace periode 10 tahun)
Syarat Pengadaan:tidak terikat (untied)
【Referensi】Pinjaman Sektor Pengurangan Risiko Gunung Berapi