Keluarga Pembelajar di Hiroshima, Jepang
Saya dan isteri adalah guru bahasa Inggris (PNS) sekolah menengah di sebuah kota kecil, di provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2007-2009 saya berkesempatan menuntut ilmu di Jepang selama 1,5 tahun melalui program beasiswa penataran guru dari Monbukagakusho.
Oktober 2009, terpikat oleh kenyamanan di negeri sakura, saya memutuskan untuk melanjutkan studi program S.2 (master) di Graduate School for International Development and Cooperation (IDEC), Hiroshima University, dengan biaya sendiri. Saya bahagia dan amat bersyukur karena pada semester II, kembali mendapatkan beasiswa yakni dari Kumahira Cultural Foundation di Jepang sampai menyelesaikan studi S.2 dengan sukses.
Satu tahun menjalani studi S.2, saya merasa sangat rindu pada segenap keluarga di rumah. Saya pun berfikir mencari dan menemukan cara agar isteri bisa mendapatkan beasiswa untuk bersama-sama kuliah di Jepang. Jalan kemudahan pun didapatkan! Isteri mengajukan berkas lamaran beasiswa S.2 yang disponsori oleh Joint Japan/World Bank Graduate Scholarship Program (JJ/WBGSP). Setelah menunggu sekitar 6 bulan, pengumuman pun kami peroleh; teramat membahagiakan karena isteri saya menjadi satu-satunya guru yang kali pertama mendapatkan beasiswa tersebut di kampus tempat saya kuliah.
Akhirnya sejak Oktober 2010 isteri bersama anak-anak tinggal bersama saya di Hiroshima. Ayu (6) yang sudah duduk di bangku SD Indonesia kelas I pindah ke SD Teranishi di Higashi Hiroshima. Tentu saja pada 3 bulan pertama, dia mengalami kesulitan karena perbedaan bahasa. Oleh Sensei (guru SD Jepang), Ayu dimasukkan ke dalam kelas bahasa Jepang dua kali seminggu di luar jam sekolah agar kemampuan bahasa Jepangnya cepat melejit. Syukurlah, empat bulan setelah tinggal di Hiroshima, Ayu sudah bisa menulis dan membaca katakana, hiragana dan beberapa kanji dan sedikit-sedikit bisa berbicara bahasa Jepang.
Ita (4), adik Ayu, awalnya masuk ke Playgroup (Hokuen) temporer (sementara) sehingga setiap hari kami harus membayar 2000 yen. Lalu, sejak Desember 2010, Ita resmi menjadi siswa Playgroup tetap yakni di Higashi Saijo Playgroup dekat apartemen kami. Sementara adik Ita, Jelita (6 bulan) baru mendapatkan Playgroup pada bulan Januari 2011. Oleh karenanya, selama bulan Oktober-Desember 2010, Jelita sering kami bawa ke kampus.
25 September 2011, saya resmi wisuda S.2 dari Hiroshima University dan melanjutkan ke program doktor (S.3) pada jurusan dan fakultas yang sama. Lalu, 25 September 2012 isteri berhasil menyelesaikan studi S.2 dan kembali ke tanah air untuk kembali bekerja sebagai guru. Adalah sebuah karunia besar juga terlimpahkan kepada keluarga kami, karena pada bulan Mei 2012 putri keempat kami lahir di Hiroshima dan diberikan nama Harumi Syifa Ananda.
Penulis : Tuswadi, M.Ed (Graduate School for International Development and Cooperation (IDEC), Hiroshima University)
|