Informasi, Kebudayaan &
|
Jakarta, 20 Oktober 2020 Pertemuan Tingkat Tinggi Jepang – Indonesia Pada hari Senin, 20 Oktober 2020, mulai pukul 16:15 (WIB) selama kurang lebih 80 menit, Perdana Menteri Jepang, Yang Mulia Bapak Suga Yoshihide, yang sedang berkunjung ke Indonesia, melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Republik Indonesia, Yang Mulia Bapak Joko Widodo, di Istana Bogor. Pada pertemuan tersebut, dari pihak Jepang yang hadir adalah Bapak Sakai Manabu, Deputy Chief Cabinet Secretary dan Bapak Izumi Hiroto, Special Advisor to Prime Minister, didampingi beberapa pejabat lain, sedangkan yang hadir dari pihak Indonesia adalah Yang Mulia Bapak Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Yang Mulia Bapak Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, Yang Mulia Ibu Retno L. P. Marsudi, Menteri Luar Negeri dan Yang Mulia Bapak Erick Thohir, Menteri BUMN. Pertemuan tingkat tinggi tersebut telah diawali dengan pertemuan tête a tête selama kurang lebih 20 menit. Isi pertemuan tingkat tinggi seperti tertulis di bawah ini : 1. Umum Pada awal pertemuan, Presiden Joko Widodo menyambut baik kunjungan Perdana Menteri Suga dan menyampaikan niatnya untuk mengembangkan hubungan bilateral sebagai mitra strategis. Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Suga mengucapkan selamat atas ulang tahun ke-1 terbentuknya pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua dan menyampaikan tekadnya untuk bekerja sama dengan Presiden Joko Widodo demi memperkuat hubungan persahabatan yang telah lama terjalin antara kedua negara sebagai sesama negara maritim di kawasan Indo Pasifik melalui pembangunan infrastruktur dan pembinaan SDM. 2. Hubungan Bilateral (1) Perdana Menteri Suga menyampaikan rencana baru untuk memberikan bantuan fisikal dalam bentuk pinjaman senilai 50 milyar yen dengan tujuan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam hal penanggulangan bencana pada situasi dimana wabah Covid-19 mempengaruhi perekonomian Indonesia. Selain itu, Perdana Menteri Suga juga memperkenalkan bantuan Jepang dalam bentuk bahan dan peralatan medis senilai lebih dari 4,4 milyar yen terhadap institusi penelitian medis di Indonesia dan menyampaikan niatnya untuk melanjutkan kerja sama di bidang kesehatan. Menanggapi hal tesebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan terima kasih. Selanjutnya, kedua kepala negara menyambut baik atas penandatanganan Memorandum Kerja sama di bidang Kesehatan yang bertujuan untuk mendorong kerja sama kedua negara di bidang obat-obatan, alat medis, pembinaan SDM, pelayanan kesehatan dan medis dan sebagainya. (2) Mengenai upaya untuk membuka kembali saling kunjungan antara kedua negara, kedua pemimpin memastikan untuk membuka kembali perjalanan bagi pebisnis, termasuk calon perawat dan care giver yang diberangkatkan dalam rangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi antara Jepang dan Indonesia (JI-EPA), dan mereka sepakat untuk melanjutkan koordinasi secara erat agar sesegera mungkin membuka kembali saling kunjungan bisnis dalam jangka waktu pendek melalui pelonggaran isolasi mandiri selama 14 hari setelah masuk ke negara masing-masing. (3) Sehubungan dengan bidang-bidang prioritas Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri Suga menyampaikan bahwa Jepang akan mempromosikan kerja sama infrastruktur seperti penataan jaringan MRT di Jakarta, percepatan kereta jalur lintas utara Jawa, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan Patimban, pembangunan blok Masela, pembangunan pulau terluar, dan lain-lain. Kedua pemimpin negara sepakat untuk melanjutkan kerja sama yang konkret secara mantap. (4) Perdana Menteri Suga juga menyampaikan keinginan untuk mempromosikan ketahanan rantai pasokan termasuk pembinaan iklim investasi di lokasi melalui kerja sama dengan Indonesia untuk mengatasi kendala pada rantai pasokan yang diakibatkan oleh penyebaran wabah Covid-19. Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo berterima kasih atas investasi dari Jepang selama ini dan menyampaikan harapannya agar investasi dari Jepang tetap dilanjutkan karena Indonesia sedang mempromosikan perbaikan iklim bisnis. (5) Mengenai kerja sama di bidang keamanan, dalam menanggapi perubahan situasi regional, kedua pemimpin menyepakati untuk secepatnya menyelenggarakan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri dan Pertahanan (2+2) antara Jepang dan Indonesia. Pertemuan ini merupakan satu-satunya 2+2 yang diadakan Jepang dengan negara-negara Asia Tenggara untuk mendorong perundingan demi terwujudnya peralihan peralatan dan perlengkapan pertahanan. Selain itu, kedua peminpin sepakat guna mempromosikan pembinaan SDM di bidang penegakan hukum maritim. (6) Kedua pemimpin juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama dimulainya kembali repatriasi kerangka tentara Jepang. Selain itu, Perdana Menteri Suga juga meminta Presiden Joko Widodo untuk melonggarkan pembatasan impor makanan Jepang yang masih diterapkan setelah terjadinya bencana gempa di kawasan timur Jepang. 3. Situasi Regional (1) Perdana Menteri Suga menyampaikan bahwa Jepang akan mendukung penuh “ ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP)” yang disusun ASEAN tahun lalu karena AOIP memiliki banyak kesamaan mendasar dengan “Free and Open Indo-Pacific (FOIP)” serta keinginan untuk melanjutkan kerja sama demi KTT ASEAN dan konferensi terkait yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang. Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo menyinggung efek sinergi antara AOIP dan FOIP di kawasan Indo Pasifik dan menyampaikan keinginan untuk melanjutkan kerja sama antara ASEAN dan Jepang. Berdasarkan hal tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama menjelang diselenggarakannya KTT ASEAN dan konerensi terkait. (2) Terkait isu masalah Laut Cina Selatan dan Korea Utara, kedua pemimpin sepakat untuk terus bekerja sama secara erat. Selain itu, Perdana Menteri Suga juga meminta kerja sama Indonesia atas penyelesaian masalah penculikan warga Jepang oleh Korea Utara sesegera mungkin. |