skip navigations | Japanese (日本語)
Kedutaan Besar Jepang di Indonesia
在インドネシア日本国大使館


Home|Mengenai Kami | Hubungan Bilateral | Kerjasama Ekonomi (ODA) | EPA Indonesia -Jepang | Informasi Visa
Informasi, Kebudayaan & Pendidikan|Kebijakan LN Jepang | Info Jepang | Link | F A Q

Informasi, Kebudayaan &
Pendidikan


Press Release


Informasi Beasiswa & Pendidikan

Jakarta, 30 April 2022

Pertemuan Tingkat Tinggi Jepang – Indonesia



Pada hari Jumat, 29 April 2022, mulai pukul 16:13 (WIB) selama kurang lebih 90 menit, Perdana Menteri Jepang, Yang Mulia Bapak Kishida Fumio, yang sedang mengadakan kunjungan ke Indonesia, melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Republik Indonesia, Yang Mulia Bapak Joko Widodo, di Istana Bogor. Pada pertemuan tersebut, yang hadir dari pihak Jepang adalah Bapak Isozaki Yoshihiko, Deputy Chief Cabinet Secretary dan Bapak Mori Masafumi, Special Advisor to Prime Minister, didampingi beberapa pejabat lain, sedangkan yang hadir dari pihak Indonesia adalah Yang Mulia Bapak Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Yang Mulia Ibu Retno L. P. Marsudi, Menteri Luar Negeri, Yang Mulia Bapak Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan, Yang Mulia Bapak Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan, Yang Mulia Bapak Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Yang Mulia Bapak Pramono Anung, Sekretaris Kabinet.

Pertemuan tingkat tinggi tersebut telah diawali dengan pertemuan tête a tête selama kurang lebih 30 menit dan diikuti oleh upacara penyambutan, acara penanaman pohon, pernyataan pers bersama, dan jamuan makan malam bersama Presiden Republik Indonesia.

Isi pertemuan tingkat tinggi seperti tertulis di bawah ini :
1.  Umum
Pada awal pertemuan, Presiden Joko Widodo menyampaikan niatnya untuk memperkokoh hubungan bilateral sebagai mitra strategis melalui kolaborasi erat dengan Perdana Menteri Kishida. Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Kishida menyampaikan bahwa kedua negara menghadapi sejumlah tantangan termasuk situasi Ukraina, keadaan Laut Cina Timur dan Selatan, dan situasi Korea Utara sehingga pemeliharaan dan penguatan tata kelola internasional dengan bebas dan terbuka, yang berdasarkan supremasi hukum menjadi semakin penting. Perdana Menteri Kishida juga menyampaikan akan menolak secara tegas terhadap tindakan yang mengancam prinsip bersama dan mendorong kerjasama lebih lanjut untuk mewujudkan “Free and Open Indo-Pacific (FOIP)” dan “ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP).
 
2.  Hubungan Bilateral
(1)  Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Jepang adalah mitra yang kuat dalam mewujudkan perdamaian dan kestabilan kawasan dan menunjukkan keinginan untuk mengembangkan proyek kerjasama antara kedua negara di berbagai bidang termasuk perdagangan, investasi, infrastruktur, kemaritiman, dan perikanan. Perdana Menteri Kishida menyambut baik peresmian terminal kendaraan di Pelabuhan Patimban pada Desember tahun lalu dan menyampaikan keputusan untuk memberikan tambahan pinjaman Yen untuk perluasan pelabuhan tersebut. Perdana Menteri Kishida juga menyampaikan keinginan kerjasama di berbagai bidang termasuk MRT, kota cerdas (smart city), dan pembangunan pulau-pulau terluar. Beliau juga menyatakan akan memulai survei untuk pemberian kapal patroli guna mendukung peningkatan kemampuan keamanan maritim untuk menjaga perdamaian dan kestabilan di wilayahIndonesia dan sekitarnya termasuk Laut Sulu dan Celebes.
 
(2)  Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa transisi energi adalah salah satu prioritas G20, dan menunjukkan keinginan untuk mendorong kerjasama konkrit antara kedua negara. Perdana Menteri Kishida menanggapi keinginan untuk membantu transisi energi, yang sesuai dengan situasi negara masing-masing, sambil mempererat kolaborasi untuk mewujudkan “Asia zero-emissions community.” Kedua pihak bersepakat untuk mendorong kerjasama bidang energi bagi peningkatan keamanan energi kedua negara termasuk pasokan batu bara dan gas alam.
 
(3)  Presiden Joko Widodo menyampaikan harapan bahwa Jepang, sebagai negara investor terbesar di Indonesia, akan melakukan investasi lebih lanjut di berbagai bidang termasuk mobil dan energi. Sehubungan dengan ini, Perdana Menteri Kishida menyambut baik mulainya dialog Jepang-Indonesia pemerintah dan swasta dan mendorong solusi tantangan masyarakat dengan penguatan rantai pasok regional dan menggunakan teknologi digital melalui “ASIA-Japan Investing for the Future Initiative”. Perdana Menteri Kishida juga menyatakan keinginan untuk berkontribusi pada pengembangan industri otomotif di Indonesia secara menyeluruh.
 
(4)  Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan positif untuk mencabut regulasi impor produk makanan dari Jepang. Perdana Menteri Kishida menyampaikan rasa terima kasih dan memohon dukungan lanjut supaya pencabutan tersebut segera terwujud.
 
(5)  Kedua pemimpin bertukar pendapat mengenai perkembangan kerjasama untuk peningkatan interaksi warga dari kedua negara termasuk peningkatan kemampuan Bahasa Jepang. Perdana Menteri Kishida menyampaikan kebijakan untuk memberikan bantuan fisikal dalam bentuk pinjaman senilai 30 miliar yen dengan tujuan memulihkan ekonomi dari pasca pandemi.
 
3.  Situasi Regional dan Kerjasama di Internasional
(1)  Mengenai situasi Ukraina, Perdana Menteri Kishida menyatakan bahwa agresi Rusia terhadap Ukraina merupakan pelanggaran hukum internasional secara jelas dan mengecam keras karena tindakan tersebut menggoyahkan landasan tata kelola internasional termasuk kawasan Asia. Kedua pemimpin, dengan mengingat resolusi Majelis Umum PBB, di mana kedua negara ikut menyetujui, memastikan bahwa kedua negara tidak dapat menerima tindakan serangan militer terhadap Ukraina, menolak pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah oleh penggunaan kekuatan militer dan intimidasi maupun perubahan status quo secara sepihak dengan menggunakan kekuatan militer, menuntut penyelesaian konflik secara damai, yang berlandasan hukum internasional, menentang serangan terhadap warga dan fasilitas sipil yang melanggar hukum kemanusiaan internasional.
Kedua pemimpin juga memastikan untuk mencari terobosan melalui penghentian aksi militer sesegera mungkin, maupun dialog, dan menanggapi bersama dampak ekonomi global termasuk bidang pangan dan energi. Demikian juga, kedua pemimpin bersepakat untuk berkolaborasi antara kedua negara dalam melaksanakan bantuan kemanusiaan sehingga dapat memulihkan situasi kemanusiaan.
 
(2)  Terkait isu situasi regional, Perdana Menteri Kishida menyatakan penolakan keras terhadap upaya untuk mengubah status quo secara sepihak di Laut Cina Timur dan Selatan dengan menggunakan kekuatan. Kedua pemimpin melakukan konfimasi untuk tetap bekerja sama untuk menjaga kemaritiman yang bebas dan terbuka, yang berdasarkan supremasi hukum. Kedua pemimpin juga bertukar pendapat mengenai intimidasi ekonomi dan serangan siber, dan bersepakat untuk mendorong kerjasama bidang keamanan ekonomi.
Selain itu, kedua pemimpin memastikan untuk berkolaborasi lebih lanjut dalam menangani Korea Utara termasuk masalah senjata nuklir, peluncuran rudal, dan penculikan warga Jepang oleh Korea Utara. Kedua pemimpin juga bersepakat untuk menangani bersama berbagai masalah kawasan dan gobal termasuk Myanmar, perlucutan senjata dan Non-proliferasi, dan reformasi Dewan Keamanan PBB.
 
(3)  Perdana Menteri Kishida menyampaikan bahwa tema G20 tahun ini, yaitu “Recover Together Recover Stronger”, maupun bidang prioritas, yaitu digitalisasi, transisi energi, dan kesehatan adalah hal yang tepat dalam perkembangan situasi sekarang. Pedana Menteri Kishida juga menyatakan akan mendukung secara penuh terhadap Presidensi G20 Indonesia. Kedua pemimpin memastikan bekerja sama secara erat demi kesuksesan G20.
 
(4)  Mengingat tahun depan merupakan peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara maupun peringatan 50 tahun kerjasama persahabatan Jepang – ASEAN, kedua pemimpin sepakat untuk memperkokoh hubungan bilateral maupun Jepang – ASEAN.