
Halo para pembaca. Saya Kanasugi Kenji, Duta Besar Jepang untuk Indonesia.
Sedikit demi sedikit, kita dapat melihat titik terang di mana banyak kegiatan maupun acara tatap muka kembali terlaksana. Selama tiga hari dari tanggal 14-16 Oktober 2022, acara "Jak-Japan Matsuri" akan diselenggarakan di Mall FX Sudirman, Jakarta, setelah sebelumnya vakum selama dua tahun karena pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menulis mengenai budaya “Matsuri” di Jepang.
"Jak-Japan Matsuri" atau yang biasa dikenal sebagai "JJM" memiliki kata Matsuri di dalamnya. Matsuri dalam bahasa Jepang sering diartikan dengan “festival” dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris. Namun, mungkin lebih mudah dipahami jika kita membayangkan Matsuri memiliki nuansa unik yang menggabungkan unsur-unsur upacara atau ritual dalam bahasa Indonesia.
Tujuan awal dari Matsuri adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada para dewa. Sejak zaman dahulu, berbagai matsuri telah diadakan berdasarkan adat istiadat setempat di Jepang. Ketika kecil, setiap tahunnya saya selalu menantikan Matsuri di tempat saya tinggal. Saya sangat terpesona pada sosok gagah para pengarak “omikoshi” dan seruan penuh semangat dari orang-orang yang berkumpul. Beberapa dari pembaca mungkin sudah pernah melihat omikoshi secara langsung di acara JJM sebelumnya.
Omikoshi adalah kendaraan yang digunakan para dewa untuk berkeliling di suatu daerah selama Matsuri berlangsung. Pembawa omikoshi mengenakan pakaian yang disebut “hanten”, membawa omikoshi di pundak mereka dan berkeliling ke sekitar kuil ataupun daerah setempat. Secara umum dikatakan bahwa omikoshi diadakan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen, menangkal wabah, berdoa agar hasil panen melimpah, dan mendoakan stabilitas serta kemakmuran masyarakat setempat.
Saya mendengar di Indonesia terdapat “Arak-arakan Gunungan” yang mirip dengan omikoshi. Arak-arakan tersebut dihias dengan sayur-mayur dan buah-buahan. Ada pula yang dihias dengan cabe, durian, bahkan makanan khas Yogyakarta, yaitu bakpia. Arak-arakan Gunungan ini awalnya diadakan untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia bumi, dan memiliki persamaan dengan Matsuri Jepang serta omikoshi. Adalah hal yang sangat menarik bahwa Jepang dan Indonesia yang terpisah oleh laut memiliki persamaan budaya seperti ini. Saya juga ingin sekali melihat beragam festival Indonesia secara langsung suatu saat nanti.
Pada acara Jak-Japan Matsuri tahun ini, teman-teman pembaca dapat melihat langsung omikoshi otentik yang didatangkan dari Jepang. Pada tanggal 16 Oktober pagi, akan diadakan arak-arakan omikoshi keliling di depan Mall FX Sudirman, di mana teman-teman dapat mencoba mengarak omikoshi tersebut dan bersama-sama merasakan suasana Matsuri Jepang.
Selain kegiatan tersebut, pada JJM kali ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan para artis dari kedua negara, permainan e-football dari pesepak bola Arhan – Tokyo Verdy, batik fashion show, workshop kaligrafi Jepang, dessert Jepang yang dibuat oleh chef Dubes Jepang, talkshow sulih suara, dan acara lain di mana para pembaca dapat menikmati budaya dari kedua negara. Sebagian acara juga akan disiarkan secara daring melalui YouTube, sehingga meskipun teman-teman pembaca berada di tempat yang jauh, kami berharap kalian tetap dapat bergabung dengan acara Jak-Japan Matsuri tahun ini.
Kanasugi Kenji, Duta Besar Jepang untuk Indonesia