Jakarta, 1 Juli 2017
Apakah Ramadhan ?
Walau mungkin topik ini terkesan wajar dan biasa bagi para pembaca pojok essay saya ini, kali ini saya ingin menulis tentang Ramadhan.
Ramadhan diartikan sebagai bulan ke-9 pada kalender Hijriah dalam sejarah Islam. Ramadhan adalah bulan yang disucikan oleh umat Islam karena pada bulan ini Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Pada bulan Ramadhan, umat Islam tidak diperbolehkan untuk makan dan minum mulai dari terbit sampai tenggelamnya matahari. “Larangan makan dan minum” (shaum, dalam bahasa Indonesia disebut puasa) merupakan salah satu rukun Islam bersama-sama dengan “berhaji” dan “shalat”.
Awal mulanya, dikatakan bahwa tujuan berpuasa adalah untuk merasakan penderitaan yang dialami oleh Nabi Muhammad berserta para pengikutnya ketika beliau mendapat tekanan dalam menyebarkan Islam di Mekah, kota kelahiran Nabi Muhammad, dan pindah (hijrah) ke Yastrib (Madinah). Secara umum dikatakan bahwa tujuan berpuasa ditekankan untuk menumbuhkan perasaan empati kepada orang-orang yang kelaparan serta untuk menghargai makanan melalui pengalaman menahan lapar dan pengorbanan diri. Terlebih lagi, karena seluruh umat muslim di dunia berpuasa pada bulan Ramadhan, mereka berbagi kesukaran yang sama dan hal ini semakin memperkuat rasa solidaritas sesama umat muslim. Zakat yang merupakan salah satu rukun Islam juga dilaksanakan secara aktif dibandingkan biasanya.
Kapankah Ramadhan?
Ramadhan pada tahun ini berlangsung antara 27 Mei - 24 Juni. Karena permulaan dan akhir setiap bulan pada kalender Hijriah ditentukan oleh fase bulan, maka secara formal penentuan bulan baru ditetapkan oleh institusi agama. Akhir Ramadhan kali ini pun tidak bisa ditentukan sampai sehari sebelumnya.
Kalender Hijriah merupakan kalender bulan murni (tidak dilakukan penyesuaian pada bulan kabisat), dan karenanya satu tahun akan lebih cepat 11 hari dibandingkan dengan kalender masehi. Dengan demikian, dibutuhkan waktu 33 tahun bagi bulan Ramadhan untuk jatuh pada musim yang sama. Awal mula penanggalan Hijriah adalah pada 16 Juli 622 Masehi, pada saat hijrah dilaksanakan. Tahun ini adalah tahun 1438 Hijriah.
Karena sistem perhitungan di atas, pada dunia olahraga terkadang ada atlet yang mengalami kesulitan. Contohnya pada Olimpiade London tahun 2012, masa pennyelenggaraan Olimpiade bersamaan dengan bulan Ramadhan. Lalu pada Grand Sumo Tournament Jepang, Oosuna-arashi yang merupakan
rikishi (pesumo professional) muslim pertama kelahiran Mesir menjadi topik pembicaraan karena tetap melakukan ibadah puasa walaupun dalam kondisi yang cukup sulit, disebabkan harus ikut berkompetisi dalam waktu yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Didukung keimanan yang kuat, saya pikir itu merupakan kekuatan mental yang mengejutkan.
Sebagai informasi untuk para pembaca, Olimpiade Tokyo tahun 2020 menurut rencana akan berlangsung pada 24 Juli-9 Agustus 2020 dan dilanjutkan dengan Paralimpiade yang menurut rencana akan dilaksanakan pada 25 Agustus-6 September 2020. Jika dilihat saat ini, bulan Ramadhan pada tahun tersebut diperkirakan akan jatuh antara 24 April - 23 Mei 2020 sehingga tanggalnya tidak tumpang tindih. Saya mendoakan agar para atlet dapat bertanding dan membuahkan hasil yang baik.
Aktivitas selama Ramadhan
Di Indonesia yang memiliki jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia, puasa berkaitan dengan berbagai aktivitas sehari-hari. Sebagai contoh, di antara para pengemudi yang mendukung moda transportasi di Kedutaan, banyak yang beragama Islam. Di tengah-tengah menjalankan ibadah puasa mereka tetap mampu mengatur pekerjaan mereka dengan baik, dan saya sangat menghormati hal ini. Terkadang ada pula yang tetap bertugas ketika tiba saatnya magrib dan pada saat itu pun mereka akan bertanya “apakah boleh jika saya minum?” Setelah mendapat izin, baru mereka minum. Di sisi lain, para staf yang tidak beragama Islam sebisa mungkin tidak makan dan minum di depan staf yang beragama Islam. Menurut saya ini merupakan etika yang paling minimal dan bentuk saling menghormati.

Selama bulan Ramadhan, ada yang disebut dengan “buka puasa” yaitu makanan pertama (atau makan makanan pertama) setelah matahari tenggelam. Dalam terminologi bahasa Jepang, “puasa” adalah “
danjiki”, dan “buka” adalah “
akeru”. Bulan puasa juga memiliki arti sebagai bulan beramal, dan banyak tokoh terkemuka yang menyelenggarakan “buka puasa” di kediaman mereka. Makanan awal yang disajikan saat berbuka puasa adalah makanan yang menenangkan saluran pencernaan seperti teh manis dan kolak, lalu perlahan-lahan dilanjutkan dengan beraneka makanan, dan makan sekali lagi sebelum matahari terbit sebagai persiapan puasa.
Untuk pertama kalinya saya menyelenggarakan buka puasa di kediaman resmi. Setiap tahun pemerintah Jepang mengundang para pengajar pondok pesantren dari seluruh Indonesia untuk berkunjung ke Jepang dalam rangka menyelenggarakan dialog antar budaya serta untuk meningkatkan saling pemahaman. Program ini sudah berjalan selama 13 tahun, dan jumlah para pengajar yang sudah berkunjung ke Jepang mencapai sebanyak 148 orang. Kegiatan mengundang para peserta dan pendukung program tersebut untuk berbuka puasa di kediaman resmi sudah menjadi acara tahunan. Pada tahun ini, sekitar 70 orang turut hadir, termasuk para undangan yang sengaja datang dari berbagai daerah.
Setelah bulan Ramadhan usai, maka datanglah Idul Fitri (hari libur nasional yang merupakan hari pertama dan kedua setelah selesainya bulan Ramadhan, disebut juga dengan Lebaran). Kemudian, open house. Lebaran hari pertama pada tahun ini jatuh di tanggal 25 Juni, dan pada pukul 09:00 pagi Presiden memulai open house. Para menteri kabinet dan tokoh terkemuka juga membuka kediaman mereka hingga malam hari. Diiringi lagu-lagu, makanan disajikan tidak hanya bagi para tamu undangan namun juga bagi masyarakat umum. Sebelumnya, pada tahun 2015 yaitu tahun pertama menjadi Presiden, Bapak Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana pulang ke kampung halaman dan tempat kelahiran di Solo, kemudian tahun lalu, mereka berkunjung ke Aceh dan Padang, maka sepertinya open house di Jakarta ini merupakan kali pertama sejak beliau dilantik. Pada kesempatan ini turut hadir pula Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Kalla.
Open house pada hari pertama merupakan saat yang paling ramai, namun ada pula yang menyelenggarakan open house di hari kedua. Omong-omong, ini merupakan pengalaman pertama bagi saya dan istri. Di hari pertama kami berkunjung ke 18 tempat dan selama dua hari, secara total kami berkunjung ke 21 lokasi open house. Masing-masing tempat acara menunjukan kepribadian dan menyajikan keunikan dari daerah asal, menjadikannya pengalaman yang kaya akan keberagaman.
Di Indonesia, setelah selesai bulan Ramadan akan ada libur selama sekitar satu minggu (Kedutaan tutup selama tiga hari). Sungguh pengalaman luar biasa dapat melewati liburan di Jakarta tanpa macet karena banyak orang yang pulang untuk mudik ke kampung halaman.