Jakarta, 30 Agustus 2017
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Jepang

Tanggal 17 Agustus adalah hari peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Pernyataan kemerdekaan dinyatakan pada tahun 1945 dan tahun ini merupakan tahun ke 72. Pada hari itu diselenggarakan upacara peringatan kemerdekaan RI di istana kepresidenan. Saya dan istri berkesempatan untuk hadir danmengucapkan selamat kepada Bapak Presiden dan Ibu Iriana dan menikmati upacara megah yang diwarnai dengan keberagaman adat Indonesia.
Pernyataan kemerdekaan dibacakan pada 17 Agustus 1945 pagi hari oleh Soekarno yang kelak menjadi presiden pertama Indonesia di sebuah kediaman di Jakarta Pusat. Namun, hari-hari sejak dinyatakan usainya Perang Dunia Kedua pada 15 Agustus 1945 hingga diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, sungguh merupakan tiga hari yang penuh pergolakan. Terutama saat penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan yang terjadi antara 16 Agustus tengah malam sampai 17 Agustus dini hari di kediaman Laksamana Muda Maeda, pada saat itu menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang, yang berada di Jakarta Pusat, merupakan peristiwa sejarah yang diketahui dengan baik.

Saat itu perang baru saja berakhir dan pastinya Laksamana Muda Maeda belum mendapat instruksi apapun dari Tokyo. Tetapi, karena adanya keinginannya untuk membantu melancarkan proses kemerdekaan Indonesia dan juga untuk menjamin keselamatan Soekarno Hatta dan lainnya, beliau menyediakan kediaman resminya bagi mereka untuk mempersiapkan kemerdekaan. Di tengah banyaknya pendapat dan tekanan golongan terkait dengan kemerdekaan Indonesia, saya pribadi sungguh salut pada Laksamana Maeda yang atas keputusannya sendiri, telah berani mengambil inisiatif seperti ini. Atas jasa-jasanya pada saat itu, pada tahun 1976, Pemerintah Indonesia telah memberikan Bintang Jasa Nararya kepada beliau, setahun sebelum beliau wafat dan menurut saya, babak ini merupakan sebuah babak yang patut dikenang dalam sejarah hubungan Jepang dan Indonesia yang amat dalam.
Saat ini bekas kediaman resmi Laksamana Muda Maeda masih terpelihara dengan baik dan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi, bangunan ini dibuka untuk umum. Museum ini terletak sekitar ke arah Tenggara 1,5km, jarak yang masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari kantor Kedutaan Besar Jepang yang berada di Jl. Thamrin No. 24. Jika kita berjalan lagi sekitar 1,5km ke arah timur dari museum ini, kita akan menemukan Tugu Proklamasi, tempat dibacakannya naskah proklamasi yang dulunya merupakan kediaman Soekarno. Membayangkan berbagai peristiwa yang terjadi sampai dengan lahirnya negara Indonesia yang merdeka di wilayah Menteng yang sampai saat ini bangunan-bangunan bergaya kolonial berdiri dengan anggunnya dan 72 tahun kemudian melihat perkembangan Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langitnya, seperti sebuah keajaiban.
Gaya baru “Pidato Kenegaraan”

Setiap tanggal 16 Agustus, satu hari sebelum Peringatan Hari Kemerdekaan RI, presiden akan menyampaikan Pidato Kenegaraan di Gedung Parlemen. Tahun ini saya hadir sebagai undangan pada acara itu bersama dengan para duta besar negara sahabat lain dan mendengarkan pidato itu bersama. Pidato itu terdiri dari “laporan kinerja tahunan”, yang menjelaskan hasil kerja pemerintah selama satu tahun ini dan “Pidato Kenegaraan”, yang memaparkan kebijakan setahun ke depan.
Pidato Presiden Joko Widodo tahun ini sangat mencerminkan ”Bhineka Tunggal Ika” yaitu semboyan bangsa Indonesia. Dalam pidatonya, beliau telah menetapkan fokus untuk melanjutkan pembangunan di berbagai daerah untuk mencapai pemerataan ekonomi se-adil mungkin. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas sepanjang, yaitu 5.000 km dari timur ke barat. Jika tidak ada kebijakan, bisa terjadi perbandingan harga-harga barang seperti bensin dan semen, akan berbeda hingga 10 kali di wilayah satu dengan wilayah lain. Namun pemerintahan Jokowi telah berhasil mewujudkan konsep satu harga. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menjelaskan hal ini bersama dengan kebijakan-kebijakan lain dan menjanjikan akan meneruskan usaha untuk pemerataan ekonomi ke depannya.
Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan keragaman. Tiap-tiap daerah memiliki adat budayanya masing-masing dan secara tradisi, memiliki bahasa masing-masing. Unsur penting dalam menjaga persatuan negara ini adalah dengan menghormati keanekaragaman tersebut. Selain itu, menghormati keanekaragaman juga merupakan kata kunci yang sangat penting dalam menjaga toleransi antar agama dan Presiden juga menekankan hal ini pada pidatonya.
Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo merupakan yang ketiga kalinya sejak beliau dilantik pada tahun 2014. Dua kali pertama, beliau mengenakan jas dan dasi, tetapi untuk tahun ini, Presiden Jokowi hadir dengan pakaian adat, bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Yang sangat menarik adalah, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Sulawesi, daerah asal Wapres Jusuf Kalla, sementara Wapres Jusuf Kalla mengenakan pakaian adat Jawa Tengah, asal Presiden Jokowi. Penampilan yang menunjukkan kedekatan kedua tokoh ini sempat mendapat tepukan tangan dari semua yang hadir di Sidang Tahunan.
Apa slogan untuk Peringatan HUT RI ke-72?
Setiap kali mendekati peringatan kemerdekaan HUT RI, kota Jakarta akan dihiasi dengan hiasan berwarna merah dan putih, seperti layaknya “Merah Putih”, bendera negara Indonesia. Selain itu kita juga dapat melihat umbul-umbul peringatan ke 72 di sepanjang jalan-jalan utama di Jakarta.
Di umbul-umbul tersebut, tertulis slogan peringatan ke 72, dan ternyata, di situ tertulis “Kerja Bersama”! Saya menyadari bahwa kata-kata ini merupakan ungkapan yang tidak asing di Indonesia, dan bukan juga merupakan hak paten Kedutaan Besar Jepang, tetapi jujur, saya sangat senang saat pertama kali menemukan kata-kata ini di umbul-umbul.
Seperti yang pernah saya pernah sampaikan di kolom ini, semboyan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia adalah menjadi mewujudkan “Kerja Bersama, Maju Bersama”. Andaikata slogan untuk peringatan ke 73 akan menjadi sama dengan ini, sungguh akan sangat menyenangkan!