Jakarta, 20 Oktober 2017
Satu bulan lebih telah berlalu sejak saya menulis tentang kunjungan ke Aceh. Hal ini dikarenakan beberapa alasan antara lain saya mengambil cuti setelah beberapa waktu, untuk pulang sejenak ke Jepang. Saya mohon maaf kepada para pembaca terkait hal ini.
Festival! Festival!

Hal yang ingin saya tulis kali ini pun sebetulnya sudah berlangsung lebih dari satu setengah bulan lalu. Walaupun demikian, saya ingin memperkenalkannya kepada para pembaca. Tulisan saya kali ini mengenai “Jak-Japan Matsuri”.
Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Jak-Japan Matsuri (lebih dikenal sebagai “JJM”) merupakan salah satu festival kejepangan dalam skala besar yang diselenggarakan secara periodik di Jakarta. Area terbuka yang melebihi luas dua lapangan sepakbola dipenuhi beraneka booth, seperti booth berbagai perusahaan dan organisasi yang menjadi sponsor, stand makanan Jepang maupun makanan ringan. Terdapat pula panggung kecil dan panggung utama yang dirancang khusus sebagai pusat acara kegiatan. Selain itu, berbagai penampilan juga disuguhkan selama satu hari. Jika datang ke sana, Anda dapat merasakan acara ini sebagai “tempat untuk bertemu Jepang”. Di acara ini tidak hanya berkumpul orang-orang Jepang yang tinggal di Indonesia, namun juga masyarakat Indonesia sendiri. Selama dua hari, festival ini menjadi “tempat untuk menciptakan ikatan” dalam skala besar.

JJM tahun ini diselenggarakan selama 2 hari pada akhir pekan, yaitu tanggal 9 dan 10 Oktober 2017 dan bertempat di lapangan Aldiron yang berlokasi di dalam kota Jakarta. Hingga sebelumnya, JJM diselenggarakan dengan menggunakan fasilitas di dalam area Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dekat dengan pusat kota. Namun karena tahun ini fasilitas dalam area tersebut sedang direnovasi dalam rangka menyambut pelaksanaan Asian Games tahun depan, maka untuk pertama kalinya JJM diselenggarakan di Aldiron, Pancoran, sedikit arah selatan Jakarta. Pekerjaan konstruksi jalan di sekitar area Aldiron berimbas pada kemacetan parah, dan ada sedikit kekhawatiran hal ini akan berpengaruh kepada pengunjung. Walaupun demikian, angka terakhir menunjukkan bahwa dalam dua hari jumlah pengunjung mencapai 17.000 orang, sehingga dapat dikatakan acara ini sukses besar.
"Ikatan" yang kuat
Tema utama JJM adalah “Jepang & Indonesia, Selalu Bersama! (Japan & Indonesia; Always Together!). Sesungguhnya, ada suatu peristiwa yang mengkonfirmasi kembali kuatnya ikatan antara Jepang dan Indonesia pada JJM kali ini. Ini terjadi pada hari kedua, lewat pukul 18:30. Saat itu upacara penutupan dan acara utama baru akan dimulai di panggung utama. Namun ternyata pada saat bersamaan awan gelap datang, diiringi dengan hujan deras yang datang tiba-tiba, disertai dengan gelegar petir. Kami bisa berlindung di bawah tenda VIP, tetapi para pengunjung yang duduk menunggu pengisi acara di atas rumput depan panggung utama langsung membubarkan diri secara serentak dan berusaha mencari tempat berlindung dari hujan. Tenda VIP pun penuh dengan orang-orang yang mencari tempat berteduh.
Semua orang berdoa semoga awan hujan dengan angin kencang yang merupakan karakteristik wilayah tropis ini segera berlalu. Namun sangat disayangkan, hujan dan guntur semakin kuat sehingga akhirnya aliran listrik di lokasi acara terpadam karena air yang menggenang dan guntur yang yang dekat.

Akhirnya, hujan terus turun lebih dari satu jam. Setelah hujannya mereda menjadi rintik-rintik, dimulailah upaya yang sangat luar biasa dari para pihak terkait. Untuk mencegah korsleting listrik, maka kabel-kabel yang basah dikeringkan, dan dengan izin dari para pengisi acara utama, maka acara dilanjutkan kembali setelah dua jam dengan skala yang diperkecil. Lalu saat acara utama dilanjutkan kembali, sekali lagi orang-orang langsung berkerubung di depan panggung utama! Para pengunjung, baik orang Jepang maupun orang Indonesia dengan sabar menunggu dibukanya kembali acara walaupun guntur dan hujan.
Saya, yang berkesempatan memberikan kata sambutan di panggung utama juga mengatakan “ikatan kedua negara lebih kuat daripada guntur dan hujan!”, dan saya pikir orang-orang yang berada di lokasi acara juga merasakan hal yang sama.
Melanjutkan Sejarah
JJM merupakan acara festival yang diselenggarakan pada tahun 2008 dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia, dan dapat dikatakan sebagai “orangtua biologis” festival ini. Mulanya, rencana awal adalah festival ini hanya diselenggarakan satu kali sebagai acara peringatan 50 tahun saat itu. Namun karena acaranya sukses besar, berbagai pihak terkait ketika itu mengatakan “api hubungan persahabatan ini tidak boleh dipadamkan, mari kita laksanakan festival ini setiap tahun!”. Dengan berani keputusan itu diambil, hingga akhirnya JJM pertama dilaksanakan pada tahun 2009 sampai sekarang.
Dengan kata lain, JJM kali ini diselenggarakan untuk ke-9 kalinya. Lalu, pada acara peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia tahun depan, JJM akan memasuki tahun ke-10. Rencananya JJM tahun depan yang akan memasuki tahun ke-10 + acara peringatan 60 tahun akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar.
Perayaan 60 Tahun yang sudah dimulai

Berbicara tentang peringatan 60 tahun, pada kesempatan JJM kali ini juga diperkenalkan para Duta Besar Persahabatan dan Kelompok Pendukung* yang telah dilantik untuk Peringatan 60 tahun hubungan diplomatik. Perkenalan nama nama para duta besar dan kelompok, yang terdiri dari orang Jepang yang berkegiatan di Indonesia maupun publik figur terkemuka Indonesia yang memiliki ketertarikan terhadap Jepang, selalu diiringi dengan tepuk tangan dan sambutan yang sangat meriah dari pengunjung.
Rencana berikutnya adalah penentuan logo peringatan. Berkat dukungan pihak-pihak terkait, kami menerima hampir 500 desain logo, baik dari kategori dewasa maupun junior yang dikirimkan oleh orang Jepang dan orang Indonesia, terima kasih banyak. Tidak lama lagi, saya pikir kami akan dapat mengumumkan para pemenang, silakan ditunggu ya!
*) Duta Besar Persahabatan dan Tim Pendukung 60 Tahun Indonesia-Jepang
(Jepang) | Haruka Nakagawa (Mantan anggota JKT 48 dan anggota AKB 48) Shohei Matsunaga (Atlet sepakbola, Persib Bandung) |
(Indonesia) | Andien (Penyanyi) Tulus (Penyanyi)Yuki Kato (Aktris, Model) |
(Tim Pendukung) | JKT 48 (Sister grup dari AKB 48 yang pertama kali dibentuk di luar Jepang Kelompok Teater Enjuku (Kelompok musikal berbahasa Jepang) |