Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan (“2+2”) Jepang-Indonesia yang ke-3
2025/11/17
Pada tanggal 17 November 2025, mulai pukul 15:35 WIB selama sekitar 90 menit, Menteri Luar Negeri Jepang, Y.M. Bapak Motegi Toshimitsu, dan Menteri Pertahanan Jepang, Y.M. Bapak Koizumi Shinjiro, telah mengadakan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan (“2+2”) Jepang-Indonesia yang ke-3 di Tokyo dengan Y.M. Bapak Sugiono, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, dan Y.M. Bapak Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Ringkasan pertemuan adalah seperti tertulis di bawah ini.
1. Umum
(1) Keempat Menteri menyambut baik atas penyelenggaraan kembali "2+2" antara Jepang dan Indonesia, yang merupakan mitra strategis komprehensif, setelah sekitar empat setengah tahun. Menteri Motegi menyatakan bahwa semakin penting untuk memperkuat upaya untuk mewujudkan "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka"(FOIP), sehingga kerja sama di bidang keamanan antara kedua negara sebagai negara demokrasi dan negara maritim memiliki makna besar.
(2) Keempat Menteri berbagi pemahaman tentang lingkungan keamanan saat ini yang semakin sulit dan membahas kerja sama keamanan dan pertahanan bilateral serta situasi regional dan kerja sama internasional untuk mempertahankan dan memperkuat tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan supremasi hukum kemudian memastikan untuk memperkuat hubungan kerja sama.
2. Kerja Sama Keamanan dan Pertahanan Bilateral
(1) Keempat Menteri menyambut baik atas perkembangan kerja sama di bidang keamanan maritim, termasuk pemberian kapal patroli melalui ODA dari Jepang ke Indonesia sejak "2+2" sebelumnya, serta pemberian kapal patroli berkecepatan tinggi melalui OSA, kemudian juga sepakat untuk terus memperluas kerja sama di bidang keamanan maritim melalui OSA dan sebagainya.
(2) Keempat Menteri menyambut baik atas kemajuan banyak upaya di bidang pelatihan bersama dan pertukaran sumber daya manusia antara kedua negara. Mereka juga menyambut baik atas perkembangan diskusi antara otoritas pertahanan termasuk kerja sama di bidang alutsista dan teknologi berdasarkan perjanjian transfer alutsista dan teknologi pertahanan yang ditandatangani pada "2+2" sebelumnya, serta sepakat untuk mendorong diskusi terkait hal tersebut. Selain itu, untuk memperdalam kerja sama bilateral, mereka juga sepakat untuk memulai diskusi antara otoritas pertahanan tentang tata cara melindungi informasi militer.
3. Situasi Regional dan Kerja Sama di Panggung Internasional
Keempat Menteri juga membahas situasi di Laut China Timur dan Laut China Selatan, situasi Korea Utara, situasi Timur Tengah, dan situasi Myanmar.
(1) Mengenai situasi di Laut China Timur dan Laut China Selatan, Menteri Motegi dan Menteri Koizumi menyatakan kekhawatiran serius terhadap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekuatan dan intimidasi yang terus berlanjut serta meningkat. Selain itu, keempat Menteri memastikan pentingnya untuk mematuhi hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), dari posisi untuk mendukung tatanan maritim yang berdasarkan supremasi hukum.
(2) Mengenai situasi Korea Utara, mereka berbagi kekhawatiran serius terhadap perkembangan pengembangan nuklir maupun rudal serta kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, serta memastikan pentingnya pelaksanaan penuh resolusi Dewan Keamanan PBB untuk denuklirisasi total Korea Utara. Selain itu, Menteri Motegi meminta pengertian dan kerja sama lebih lanjut dan mendapat dukungan dari Indonesia dalam penyelesaian segera masalah penculikan warga Jepang.
(3) Mengenai situasi Timur Tengah, keempat Menteri telah melakukan konfirmasi untuk bekerja sama, termasuk dalam kerangka Pertemuan Promosi Kerja Sama Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD) demi rehabilitasi dan rekonstruksi Gaza yang secepat mungkin serta perwujudan "solusi dua negara".
(4) Mengenai situasi Myanmar, keempat Menteri berbagi kekhawatiran serius terhadap situasi yang semakin memburuk, sehingga memastikan untuk terus bekerja sama secara erat
