Pada tanggal 14 November (Minggu), selama sekitar 1 jam dari pkl. 12.30, Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji Maehara mengadakan working lunch dengan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, dengan pokok pembicaraan sebagai berikut.

 

Pembukaan (Tsunami dan gempa bumi lepas pantai Mentawai, propinsi Sumbar dan letusan gunung Merapi)
  Menlu Maehara mengungkapkan perasaan simpati atas kerugian akibat gempa bumi dan tsunami, dan letusan gunung api yang terjadi di Indonesia. Beliau pun menyampaikan bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan bantuan darurat sekitar USD500.000, dan berkaitan kegiatan gunung berapi, telah mengirimkan para tenaga ahli berdasarkan permohonan dari pihak Indonesia. Menanggapi hal ini, Menlu Marty mengungkapkan rasa terima kasih karena Jepang, sebagai sahabat abadi, segera memberikan bantuannya sewaktu bencana di Indonesia.

 

  Menlu Maehara mengatakan bahwa Indonesia yang merupakan mitra berbagi kepentingan dan nilai pandang yang sama serta inti dari ASEAN, akan menjadi ketua ASEAN tahun depan. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan dialog yang fundamental, dan ingin meningkatkan kemitraan strategis ke level baru dengan Indonesia. Menanggapi ini, Menlu Marty mengatakan bahwa Jepang dan Indonesia telah membangun hubungan yang erat sampai saat ini. Oleh karena itu, beliau mengatakan ingin bertukar pendapat dengan baik di antara kedua negara dengan memanfaatkan beragam forum tentang bagaimana meningkatkan hubungan kedua negara di masing-masing bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya pada masa depan, kemudian Menlu Marty juga mengatakan bagaimana bekerja sama untuk isu kawasan dan global serta meningkatkan kemitraan strategis.

 

  Menlu Maehara menyampaikan bahwa berkaitan dengan penerimaan kandidat perawat dan kandidat caregiver Indonesia berdasarkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi, Jepang pun berupaya agar penerimaan berjalan dengan lancar dan adil serta bekerja sama agar para kandidat dapat berlatih bahasa Jepang sebelum kedatangan ke Jepang. Menanggapi hal ini, Menlu Marty menyampaikan bahwa peningkatan kemampuan bahasa Jepang merupakan pokok masalah dan Kementerian Luar Negeri Indonesia pun akan melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan kementerian yang terkait.

 

  Selain itu, kedua Menlu juga bertukar pendapat tentang Bali Democracy Forum, masalah Myanmar, penjagaan keamanan laut. Keduanya juga sepakat untuk bersama menghadapi isu-isu seperti pelucutan senjata, perubahan iklim, pembangunan, dan lain-lain.