Informasi, Kebudayaan & Pendidikan
Press Release
  Tahun 2016   Tahun 2016
        Tahun 2015
        Tahun 2014
        Tahun 2013
        Tahun 2012
        Tahun 2011
        Tahun 2010
        Tahun 2009
        Tahun 2008
        Tahun 2007
        Tahun 2006
        Tahun 2005
        Tahun 2004
        Tahun 2003
      Informasi Beasiswa & Pendidikan
      Pusat Informasi, Pendidikan dan       Kebudayaan
     
|
Jakarta, 6 Juli 2007 Jepang memberikan Bantuan Hibah sebesar sekitar US$18,64 Juta untuk Empat Proyek di Indonesia
[English Version]
Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan bantuan hibah kepada Republik Indonesia untuk empat proyek berikut ini sejumlah total hingga ¥ 2,307 miliar (sekitar US$18,64 juta, atau Rp 168,01 miliar). Nota- nota diplomatik mengenai bantuan ini telah ditandatangani antara Bapak Shin Ebihara, Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia, dan Bapak Primo Alui Joelianto, Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika, Departemen Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta pada tanggal 6 Juli 2007.
Nama proyek dan jumlah maksimumnya adalah sbb. :
(1) “Pasok Air di Kabupaten Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta”
     (¥ 635 juta, atau sekitar US$5,13 juta, atau Rp 46,24 miliar)
(2) “Perluasan Cakupan Siaran Radio di Daerah-daerah Terpencil”
     (¥ 357 juta, atau sekitar US$ 2,88 juta, atau Rp 25,96 miliar)
(3) “Pasok Air di Pedalaman Propinsi NTB dan NTT”
     (¥ 245 juta, atau sekitar US$ 1,98 juta, atau Rp 17,84 miliar)
(4) “Peningkatan Penangkapan Ikan Pantai yang Berkesinambungan”
     (¥ 1.070 juta, atau sekitar US$ 8,65 juta, atau Rp 77,97 miliar)
Rincian proyek
(1) | Pasok Air di Kabupaten Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta
"Memperbaiki akses rakyat akan layanan kesehatan yang berkualitas" tercantum dalam Rencana Pembangunan Nasional jangka Menengah sebagai salah satu tantangan penting yang dihadapi Indonesia, dan bertujuan menyediakan berbagai fasilitas air bersih dan sanitasi dasar berdasarkan program lingkungan sehat.
Kabupaten Gunung Kidul, yang terletak di sebelah selatan D.I. Yogyakarta, menderita kekurangan air selama musim kering yang parah. Hanya 30% dari penduduk di kawasan tersebut dapat mengakses air yang aman. Satu dari enam orang penduduk menderita penyakit-penyakit yang terbawa air seperti diare. Perbaikan sanitasi, khusus pengembangan sistem pasok air, adalah salah tantangan yang paling penting. Khususnya, selama musim kering, banyak penduduk terpaksa bergantung pada air yang dibeli mahal atau menggunakan air yang tidak bersih dari sungai-sungai atau sumur-sumur dangkal, karena pasok air terhenti selama 8 hari dari 10 hari demi penghematan air.
Dalam situasi demikian, Pemerintah Indonesia mengajukan permohonan bantuan hibah untuk mengembangkan sistem pasok air di bagian barat-daya dari Kabupaten Gunung Kidul, untuk mendukung pengoperasian sistem pasok air, dan untuk membangun kapasitas perawatan dan manejemennya.
Melalui proyek ini diharapkan sekitar 93.800 orang penduduk dapat menikmati pasok air aman dengan stabil, dan alhasil akan berkurang kasus-kasus penyakit yang terbawa air serta perbaikan dalam lingkungan hidup. Selain itu, diharapkan juga akan berkurang beban mengangkut air.   |
(2) | Perluasan Cakupan Siaran Radio di Daerah-daerah Terpencil
Indonesia adalah sebuah negara multi-etnis, wilayahnya luas, terdiri dari sekitar 15.000 pulau. Di Indonesia, siaran radio penting sebagai sarana untuk meningkatkan integrasi nasional (yaitu penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, penyampaian informasi secara cepat, dll.)
Akan tetapi, penduduk Kabupaten Tarakan di Propinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Toli-toli di Propinsi Sulawesi Tengah hanya dapat menerima siaran radio dari negara-negara tetangga (yaitu Malaysia dan Filipina) sehingga terjadi jurang perbedaan informasi dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Siaran radio gelombang menengah (AM) tidak dapat ditangkap di Kabupaten Tarakan dan Toli-toli.
Dalam keadaan demikian, Pemerintah Indonesia mengajukan pemohonan bantuan hibah dari Pemerintah Jepang untuk mendanai pembangunan fasilitas-fasilitas transmisi radio di Kabupaten Tarakan dan Toli-toli.
Berkat bantuan hibah, sekitar 670.000 orang yang tinggal di kabupaten Tarakan dan Toli-toli dapat menangkap siaran radio gelombang menengah (AM). Dengan demikian, semua stasiun siaran RRI (58 stasiun) di Indonesia akan memiliki fasilitas siaran radio gelombang menengah (AM) dan akan mampu mengudarakan siaran radio gelombang menengah (AM) di seluruh Indonesia.   |
(3) | Pasok Air di Pedalaman Propinsi NTB dan NTT
Dalam Rencana Pembangunan Nasional jangka menengah tercantum bahwa “peningkatan akses rakyat akan layanan kesehatan yang berkualitas” merupakan salah satu dari tantangan penting yang dihadapi Indonesia, dan bertujuan menyediakan berbagai fasilitas untuk mendapatkan air bersih dan sanitasi dasar berdasarkan program lingkungan sehat.
Hanya 50-60% penduduk memperoleh akses akan air bersih karena Propinsi NTB dab NTT adalah di antara yang termiskin di Indonesia. Perbaikan sanitasi, khususnya pengembangan sistem pasok air, adalah salah satu tantangan yang paling penting.
Dalam keadaan demikian, Pemerintah Republik Indonesia mengajukan permohonan bantuan hibah untuk mengembangkan sistem pasok air di 6 desa di 3 kabupaten di Propinsi NTB dan NTT, guna mendukung pengoperasian sistem pasok air, dan membangun kapasitas pemeliharaan dan manejemen.
Dengan adanya proyek ini diharapkan sekitar 20.000 orang penduduk akan mendapat manfaat pasok air bersih secara stabil, dan alhasil akan berkurang kasus-kasus penyakit yang terbawa air dan terjadi perbaikan dalam lingkungan hidup. Selain itu, diharapkan akan berkurang beban mengangkut air, khususnya bagi kaum wanita dan anak-anak.   |
(4) | Peningkatan Penangkapan Ikan Pantai yang Berkesinambungan
Di lokasi proyek, yaitu sub-distrik Larantuka, distrik Flores Timur, Propinsi NTT, sangat berpotensi bagi pembangunan industri perikanan karena sekitar 70% dari sumber daya ikannya belum tergali. Akibat tidak memadainya prasarana perikanan di daerah ini, baik para nelayan maupun distributor terpaksa melakukan kegiatan mereka secara tidak efisien.
Dalam keadaan demikian, Pemerintah Indonesia mengajukan permohonan bantuan hibah kepada Pemerintah Jepang guna memperbaiki prasarana perikanan.
Prasarana perikanan yang didukung dengan bantuan hibah ini akan memungkinkan para nelayan untuk melakukan berbagai kegiatan seperti membongkar muatan perahunya dan melengkapi kebutuhan es dan mengisi bahan bakar secara lebih efektif. Berkat itu, kesegaran ikan dll. dapat terjaga sehingga menguntungkan nelayan dan konsumen. Diharapkan bantuan ini akan berdampak memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah ini. |
Pemerintah Jepang, sebagai salah satu donor terbesar bagi Indonesia, akan terus membantu usaha-usaha pembangunan yang dilakukan Indonesia.
Top ↑
|