Informasi, Kebudayaan & Pendidikan
Press Release
  Tahun 2016   Tahun 2016
        Tahun 2015
        Tahun 2014
        Tahun 2013
        Tahun 2012
        Tahun 2011
        Tahun 2010
        Tahun 2009
        Tahun 2008
        Tahun 2007
        Tahun 2006
        Tahun 2005
        Tahun 2004
        Tahun 2003
Informasi Beasiswa &
Pendidikan
Pusat Informasi, Pendidikan dan  
    Kebudayaan
|
Jakarta, 3 April 2009
Pertemuan Perdana Menteri Jepang dan Presiden Republik Indonesia
    Dalam kunjungannya ke London untuk menghadiri pertemuan puncak yang berkaitan dengan krisis ekonomi dan keuangan global ke-2, pada tanggal 1 April 2009 Perdana Menteri Jepang Taro Aso telah melakukan pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono selama kurang lebih 45 menit. Adapun garis besar pembicaraan adalah sebagai berikut.
1.Pembukaan
Perdana Menteri Aso menyampaikan kepada Presiden Yudhoyono rasa simpatinya atas musibah banjir yang terjadi di Jakarta.
2. Finansial dan Ekonomi dunia
(1) London Summit
    Perdana Menteri Taro Aso mengatakan, pada Summit kali ini adalah penting untuk mengkonfirmasikan tekad masing-masing negara untuk mengambil segala tindakan fiskal dan moneter bagi pemulihan ekonomi dunia dan juga penting untuk menunjukkan pesan yang kuat atas isu-isu seperti harus dihindarinya proteksionisme. PM Aso juga mengatakan bahwa, bagi pemulihan ekonomi dunia, pemulihan pertumbuhan ekonomi di Asia menjadi kunci utamanya, maka negara Jepang berencana untuk mengumumkan langkah-langkah terkait yaitu, 1) bantuan tambahan finansial perdagangan sejumlah 22 milyar dolar AS untuk mengantisipasi berkurangnya kepercayaan, 2) kontribusi dalam bentuk ODA (Bantuan Pembangunan Pemerintah Jepang) untuk kawasan Asia dengan jumlah maksimal 2 Triliun Yen (kira-kira 20 milyar dolar AS) untuk mendorong peningkatan daya tumbuh dan permintaan domestik di Asia sebagai pusat pertumbuhan yang terbuka. PM Aso menyatakan Jepang tetap memberikan bantuan bagi penguatan pertumbuhan di Indonesia.
    Menanggapi hal ini, Presiden Yudhoyono menunjukkan rasa terima kasih dan hormatnya karena Jepang sedang memberikan kontribusi dan memainkan perannya secara nyata dan secara konsisten dalam mengatasi krisis ekonomi global pada pertemuan G20 di Washington, pertemuan APEC di Peru dan kali ini di London Summit, dan kontribusi Jepang tidak hanya bagi pemulihan perekonomian dunia dan kawasan tetapi ada juga yang untuk mendukung perekonomian Indonesia. Beliau menyatakan bahwa selama ini Jepang memberikan kerjasama di bidang perdagangan, investasi, energi serta pengadaan infrastruktur, dan mengharapkan hubungan kerjasama ini pun dapat lebih diperluas lagi.
(2) Hubungan ekonomi Jepang-Indonesia
    Perdana Menteri Aso mengatakan, berpijak pada pertemuan dengan Presiden Yudhoyono pada kesempatan pertemuan G20 di Washington November 2008 lalu, Jepang telah memutuskan memberikan bantuan terhadap Indonesia berupa garansi Samurai bonds sejumlah maksimal 1,5 miliar dolar AS dalam 2 tahun oleh JBIC (Japan Bank for International Cooperation), kenaikan jumlah bilateral swap arrangement dari 6 milyar dollar US hingga 12 milyar dollar US, pinjaman Yen untuk tahun anggaran 2008 sebesar 90 milyar Yen ( *Selain 90 miliar Yen ini, pemerintah Jepang telah memberikan pinjaman senilai 30,7 miliar Yen kepada pemerintah Indonesia khusus untuk penanganan perubahan iklim pada Agustus 2008). PM Aso juga mengemukakan harapannya untuk melanjutkan koordinasi agar dapat dengan segera merealisasikan bantuan bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan yang berjumlah lebih dari 500 juta dolar AS melalui JBIC termasuk aplikasi “Inisiatif Bantuan Perdagangan Moneter”.
    Selain itu juga Perdana Menteri Jepang Aso mengatakan bahwa munculnya proteksionisme harus diwaspadai dan untuk itu perjanjian kemitraan ekonomi(EPA) Jepang-Indonesia yang sudah diberlakukan tahun lalu perlu diterapkan dengan lancar dan tepat sehingga dapat mengembangkan hubungan ekonomi kedua negara. Kemudian beliau mengatakan stabilitas pasokan LNG dari Indonesia adalah sangat penting, dan meminta pengertian Presiden Yudhoyono dalam hal ini. PM Aso juga menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat segera menyelesaikan proses dalam negeri yang terkait dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh Jepang-ASEAN (AJCEP) .
    Menanggapi ini, Presiden Yudhoyono menyampaikan rasa terima kasihnya dan mengatakan, mengenai Insiatif Bantuan Perdagangan Moneter, bahwa pihak Indonesia akan berusaha melakukan koordinasi segera untuk mendapatkan bantuan ini. Mengenai peringatan terhadap proteksionisme, beliau memiliki pendapat yang sama dengan PM Aso, dan menyatakan pihaknya juga melaksanakan EPA dengan tepat agar tidak menghambat perdagangan bebas antara kedua negara. Berkaitan masalah energi, Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan investasi di bidang energi dan mengharapkan perluasan investasi Jepang di bidang minyak, gas alam dan batu bara. Presiden Yudhoyono menyampaikan rasa gembira dan rasa terimakasih atas diberikannya pertolongan oleh Jepang ketika Indonesia dalam kesulitan, dan berharap atas peningkatan hubungan kerjasama dengan Jepang sebagai teman sejati Indonesia dan mitra yang dapat dipercaya.
3. Masalah Korea Utara
Perdana Menteri Aso mengungkapkan bahwa Korea Utara telah menyatakan akan meluncurkan peluru kendali atau roketnya antara tanggal 4-8 April, dan Jepang melakukan usaha diplomatik untuk menghentikan peluncuran tersebut, tetapi jika Korea Utara bersikeras untuk melakukan hal tersebut, maka Jepang bermaksud untuk menghadapinya dengan mengagendakannya pada Dewan Keamanan PBB sebagai pelanggaran terhadap Resolusi DK PBB no 1718. PM Aso menambahkan bahwa pada waktu itu maka Jepang akan menghubungi Indonesia dan mengharapkan dukungan dari Indonesia.
Menanggapi hal ini, Presiden Yudhoyono mengatakan, Indonesia juga sangat mengkhawatirkan masalah Korea Utara karena dapat membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan. Beliau juga menyatakan perlu dilakukan segala usaha untuk mengatasi masalah secara politik, namun jika Korea Utara bersikeras dan melakukan peluncurannya, maka harus diagendakan pada pertemuan DK PBB.
4. Konferensi Negara Donor bagi Pakistan
Perdana Menteri Aso menyampaikan rencana penyelenggaraan Konferensi Negara Donor bagi Pakistan pada tanggal 17 April 2009 di Jepang, dan beliau meminta partisipasi Indonesia dan kerjasamanya bagi kesuksesan pertemuan ini.
Terhadap hal ini, Presiden Yudhoyono menyampaikan bahwa Indonesia akan mempertimbangkan dengan baik berkenaan dengan kehadiran pada pertemuan ini.
Pada bagian akhir, sekali lagi Presiden Yudhoyono menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan Jepang terhadap Indonesia. |