31 Maret 2004
Pinjaman Yen Jepang (Yen Loan) Senilai 104,634 Milyar Yen Kepada Republik Indonesia ( untuk Perbaikan Iklim Investasi di Indonesia)
[English Version]
1. Bagi Indonesia, memperbaiki iklim investasi adalah masalah yang sangat mendesak untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang dimotori investasi swasta. Oleh karena itu, Pemerintah Jepang menganggap bahwa perbaikan iklim investasi merupakan salah satu dari bidang yang paling difokuskan dalam ODA Jepang kepada Indonesia dan Pemerintah Jepang siap untuk memberikan bantuan ini terutama melalui Pinjaman Yen (Pinjaman Lunak). Sehubungan dengan hal ini, Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan Pinjaman Yen baru kepada Indonesia sejumlah total 104,634 milyar yen (sekitar US$. 980 juta atau Rp. 8,42 trilyun) yang akan dipergunakan untuk membiayai 7 proyek yang difokuskan pada bidang infrastruktur ekonomi seperti pasokan tenaga listrik, angkutan kereta api dan fasilitas pelabuhan.
Nota-nota diplomatik mengenai hal ini telah ditandatangani antara YM. Bapak Yutaka Iimura, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, dan YM. Dr. Makarim Wibisono, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Departemen Luar Negeri, di Jakarta pada tanggal 31 Maret 2004.
Ketujuh proyek tersebut adalah sbb:
(1) “Proyek Perluasan PLTG Tanjung Priok”
(58,679 milyar yen, sekitar US$. 550 juta atau Rp. 4,724 trilyun)
(2) “Proyek Rehabilitasi dan Gasifikasi Pembangkit Listrik Semarang” ( 8,685 milyar yen, sekitar US$. 81 juta atau Rp. 699 milyar).
(3) “Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi Lahendong”
(5,866 milyar yen, sekitar US$. 55 juta atau Rp. 472 milyar)
(4) “Rel Kereta Api Ganda di Jalur Selatan Jawa (II)”
(10,348 milyar yen, sekitar US$. 97 juta atau Rp. 833 milyar)
(5) “Proyek Rehabilitasi dan Perbaikan Pelabuhan Ikan Jakarta”
(3,437 milyar yen, sekitar US$. 32 juta atau Rp. 277 milyar)
(6) “Proyek Pengembangan Sistem Telekomunikasi Laut (IV)”
(5,567 milyar yen, sekitar US$. 52 juta atau Rp. 448 milyar)
(7) “Proyek Rehabilitasi Mendesak (Urgent) Pelabuhan Tanjung Priok”
(12,052 milyar yen, sekitar US$. 113 juta atau Rp. 970 milyar)
Jumlah Pinjaman Yen yang diberikan kepada Indonesia untuk tahun fiskal 2003 telah meningkat 17 persen dibandingkan dengan tahun fiskal sebelumnya dan merupakan jumlah (volume) kedua terbesar di antara semua negara penerima Pinjaman Yen (negara penerima pinjaman yen terbesar adalah India dan ketiga Cina). Jumlah Pinjaman Yen untuk tahun fiskal 2002 senilai 88,939 milyar Yen dan merupakan jumlah ketiga terbesar di antara negara-negara penerima Pinjaman Yen.
Pemerintah Jepang sebagai salah satu negara donor terbesar bagi Indonesia, akan terus membantu Indonesia dalam melaksanakan usaha-usaha reformasi di berbagai bidang.
2. Rincian Mengenai 7 Proyek tersebut adalah sbb:
(1) Proyek Perluasan PLTG Tanjung Priok
(i) Jumlah komitmen maksimum: 58,679 milyar Yen Jepang
(sekitar US$. 550 juta atau Rp. 4,724 trilyun)
(ii) Persyaratan Pinjaman
Tingkat sukubunga: 1,3 persen per tahun
Masa pembayaran kembali 30 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 10 tahun.
Syarat procurement: General untied loan
(iii) Uraian
Proyek ini membangun pusat pembangkit listrik combined cycle yang baru (tingkat kapasitas maksimum: 720MW) agar dapat memenuhi kebutuhan mendesak akan peningkatan keseimbangan daya listrik pada Jaringan Jawa-Bali, dengan meningkatkan kapasitas pasokan tenaga listrik.
(2) Proyek Rehabilitasi Dan Gasifikasi Pembangkit Listrik Semarang
(i) Jumlah komitmen maksimum: 8,685 milyar Yen Jepang
(sekitar US$. 81 juta atau Rp. 699 milyar)
(ii) Persyaratan pinjaman
Tingkat sukubunga: 0,75 persen per tahun
Masa pembayaran kembali 40 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 10 tahun
Syarat procurement: General untied loan
(iii) Uraian
Proyek ini melakukan rehabilitasi dan gasifikasi pusat pembangkit listrik Semarang yang tidak memadai lagi dan menggunakan pembakaran minyak, agar dapat memenuhi kebutuhan mendesak akan peningkatan keseimbangan daya listrik pada Jaringan Jawa-Bali dengan memaksimalkan kapasitas serta memperluas kualitas pembangkit listrik.
(3) Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong
(i) Jumlah komitmen maksimum: 5,866 milyar Yen Jepang
(sekitar US$. 55 juta atau Rp. 472 milyar)
(ii) Persyaratan pinjaman
Tingkat sukubunga: 0,75 persen per tahun
Masa pembayaran kembali 40 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 12 tahun.
Syarat procurement: Tied loan
(iii) Uraian
Proyek ini membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi baru di Sulawesi Utara (kapasitas maksimum: 20MW) untuk meningkatkan dan menjamin kapasitas pasokan tenaga listrik pada Jaringan Sulawesi Utara.
(4) Rel Kereta Api Ganda di Jalur Selatan Jawa (II)
(i) Jumlah komitmen maksimum: 10,348 milyar Yen Jepang
(sekitar US$. 97 juta atau Rp. 833 milyar)
(ii) Persyaratan pinjaman
Tingkat sukubunga: 1,3 persen per tahun
Masa pembayaran kembali 30 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 10 tahun
Syarat procurement: General untied loan
(iii) Uraian
Proyek ini memberikan kapasitas jalur rel kereta api yang memadai dan pengoperasian kereta api yang diandalkan untuk melayani kebutuhan lalulintas yang meningkat antara Kutoarjo dan Yogyakarta dengan membuat jalur ganda. Tahap awal proyek ini dibiayai dengan Pinjaman Yen ODA pada tahun 1996, dan pinjaman kali ini dipergunakan untuk menutupi kekurangan biaya proyek.
(5) Proyek Rehabilitasi dan Perbaikan Pelabuhan Ikan Jakarta
(i) Jumlah komitmen maksimum: 3,437 milyar Yen Jepang
(sekitar US$. 32 juta atau Rp. 277 milyar)
(ii) Persyaratan pinjaman
Tingkat sukubunga: 1,3 persen per tahun
Masa pembayaran kembali 30 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 10 tahun
Syarat procurement: General untied loan
(iii) Uraian
Pelabuhan Ikan Jakarta, yang pembangunannya dibiayai dengan pinjaman Yen Jepang sejak 1977, dewasa ini menjadi pelabuhan ikan terbesar di Indonesia. Akan tetapi, karena penggunaan pompa air tanah yang berlebihan, ketinggian dinding dermaga makin terbenam. Tujuan proyek ini merehabilitasi struktur dinding dermaga agar dapat menjaga fungsi Pelabuhan Ikan Jakarta.
(6) Proyek Pengembangan Sistem Telekomunikasi Laut
(i) Jumlah komitmen maksimum: 5,567 milyar Yen Jepang
(sekitar US4. 52 juta atau Rp. 448 milyar)
(ii) Persyaratan pinjaman
Tingkat sukubunga: 1,3 persen per tahun
Masa pembayaran kembali 30 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 10 tahun.
Syarat procurement: General untied loan
(iii) Uraian
Proyek ini untuk memperbaiki komunikasi laut yang kurang baik dan keselamatan komunikasi dengan menggunakan sistem Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) yang dapat mencakup teritorial laut Indonesia. Dengan demikian dapat memberikan kontribusi untuk menjamin keselamatan jiwa dan properti di laut, dengan memasang MF DSC dan VH FDSC. Proyek ini juga dapat meningkatkan kualitas stasiun-stasiun pantai sehingga dapat menjangkau sistem GMDSS.
(7) Proyek Rehabilitasi Mendesak (Urgent) Pelabuhan Tanjung Priok
(i) Jumlah komitmen maksimum: 12,052 milyar Yen Jepang
(sekitar US$. 113 juta atau Rp. 970 milyar)
(ii) Persyaratan pinjaman
Tingkat sukubunga : 1,3 persen per tahun
Masa pembayaran kembali 30 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 10 tahun
Syarat procurement : General untied loan
(iii) Uraian
Proyek ini untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan dan memperbaiki keselamatan lalulintas kapal agar pelabuhan Tanjung Priok berfungsi sebagai pelabuhan pusat internasional/regional, serta sebagai pusat logistik bagi negara-negara ASEAN , dengan memperbaiki saluran/basin serta jalan-jalan di dalam kawasan pelabuhan.
March 31, 2004
JAPAN IS TO PROVIDE 104.634 BILLION YEN LOAN ASSISTANCE TO RI
(For the improvement of Indonesian investment climate)
1. For Indonesia, it is a matter of urgency to improve investment climate in order to realize sustainable economic growth led by private investment. The Government of Japan, therefore, considers the improvement of the investment climate is one of the most focused areas of its ODA towards the Republic of Indonesia and the Government of Japan is ready to extend assistance to this area mainly through Yen Loan (Soft loan). In this regard, the Government of Japan has decided to provide new Yen Loan assistance to the Government of the Republic of Indonesia, totaling up to ¥104.634 billion (approximately US$ 980 million or Rp 8.42 trillion) for seven projects focusing on economic infrastructure such as power supply, railway transportation and port facilities.
The diplomatic notes were signed between H.E. Mr. Yutaka Iimura, Ambassador of Japan to the Republic of Indonesia, and H.E. Mr. Makarim Wibisono, Director General of Asia Pacific and Africa, Department of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia, in Jakarta on March 31, 2003.
The Project titles are as follows;
(1) “Tanjung Priok Gas Fired Power Plant Extension Project”
(¥58.679 billion, approximately US$ 550 million or Rp 4.724 trillion)
(2) “Semarang Power Plant Rehabilitation and Gasification Project”
(¥8.685 billion, approximately US$ 81 million or Rp 699 billion)
(3) “Lahendong Geothermal Power Plant Project”
(¥5.866 billion, approximately US$ 55 million or Rp 472 billion)
(4) “Railway Double Tracking on Java South Line (II)”
(¥10.348 billion, approximately US$ 97 million or Rp 833 billion)
(5) “Rehabilitation and Improvement Project of Jakarta Fishing Port”
(¥3.437 billion, approximately US$ 32 million or Rp 277 billion)
(6) “Maritime Telecommunication System Development Project (IV) ”
(¥5.567 billion, approximately US$ 52 million or Rp 448 billion)
(7) “The Urgent Rehabilitation Project of Tanjung Priok Port”
(¥12.052 billion, approximately US$ 113 million or Rp 970 billion)
The amount of the Yen Loan provided to the Republic of Indonesia for fiscal year 2003 has increased 17% compared with last fiscal year and is the second largest volume among all Yen Loan recipient countries (the largest recipient country is India and the third is China). The amount of Yen Loan assistance for fiscal year 2002 was¥88.939 billion and was the third largest volume among all recipient countries.
The Government of Japan, as one of the largest donors to Indonesia, would like to continue to assist Indonesia’s various reform efforts.
2. The details of the seven projects are as follows;
(1) Tanjung Priok Gas Fired Power Plant Extension Project
(i) Maximum commitment amounts
58.679 billion Japanese Yen
(approximately US$ 550 million or Rp 4.724 trillion)
(ii) Loan conditions
Annual interest rate: 1.3%
Repayment period (grace period): 30 years (10 years)
Procurement condition: General untied loan
(iii) Outline
  This project is to construct the new combined cycle power generation plant (maximum capacity increase: 720MW) in order to?address the urgent need of improving power balance in Java-Bali Grid by increasing the capacity of power supply.
(2) Semarang Power Plant Rehabilitation and Gasification Project
(i) Maximum commitment amounts
8.685 billion Japanese Yen
(approximately US$ 81 million or Rp 699 billion)
(ii) Loan conditions
Annual interest rate: 0.75%
Repayment period (grace period): 40 years (10 years)
Procurement condition: General untied loan
(iii) Outline
  This project is to rehabilitate and gasificate the aged and oil-fired Semarang Power station in order to address the urgent need of improving power balance in Java-Bali Grid by maximizing the generationcapacity and enhancing the reliability of the power plant .
(3) Lahendong Geothermal Power Plant Project
(i) Maximum commitment amounts
5.866 billion Japanese Yen
(approximately US$ 55 million or Rp 472 billion)
(ii) Loan conditions
Annual interest rate: 0.75%
Repayment period (grace period): 40 years (12 years)
Procurement condition: Tied loan
(iii) Outline
  This project is to construct the new geothermal power generation plant in North Sulawesi (maximum capacity : 20 MW) in order to increase and secure the capacity of power supply in North Sulawesi Grid.
(4) Railway Double Tracking on Java South Line (II)
(i) Maximum commitment amounts
10.348 billion Japanese Yen
(approximately US$ 97 million or Rp 833 billion)
(ii) Loan conditions
Annual interest rate: 1.3%
Repayment period (grace period): 30 years (10 years)
Procurement condition: General untied loan
(iii) Outline
  This project is to provide sufficient line capacity and reliable train operation to cater for the increased traffic demands between Kutoarjo and Yogyakarta by forming double track. The initial stage of this project was financed by ODA Yen Loan in 1996, and this loan is to cover the remaining balance of the project cost.
(5) Rehabilitation and Improvement Project of Jakarta Fishing Port
(i) Maximum commitment amounts
3.437 billion Japanese Yen
(approximately US$ 32 million or Rp 277 billion)
(ii) Loan conditions
Annual interest rate: 1.3%
Repayment period (grace period): 30 years (10 years)
Procurement condition: General untied loan
(iii) Outline
  Jakarta Fishing Port (JFP), which has been funded by Japanese Yen Loan since 1977, is now serving as the largest fishing port in Indonesia. However, due to the excessive ground water pumping, the elevation of quaywall has been sinking. The objective of this project is to rehabilitate the quaywall structure for maintaining the function of the JFP.
(6) Maritime Telecommunication System Development Project (IV)
(i) Maximum commitment amounts
5.567 billion Japanese Yen
(approximately US$ 52 million or Rp 448 billion)
(ii) Loan conditions
Annual interest rate: 1.3%
Repayment period (grace period): 30 years (10 years)
Procurement condition: General untied loan
(iii) Outline
  This project is to improve the maritime distress and safety communication with the expansion of the Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) coverage at Indonesian territorial sea, thereby contributing to secure the safety of life and property at sea, by installing MF DSC and VHF DSC, and improving coast stations for enabling to cover GMDSS.
(7) The Urgent Rehabilitation Project of Tanjung Priok Port
(i) Maximum commitment amounts
12.052 billion Japanese Yen
(approximately US$ 113 million or Rp 970 billion)
(ii) Loan conditions
Annual interest rate: 1.3%
Repayment period (grace period): 30 years (10 years)
Procurement condition: General untied loan
(iii) Outline
  This project is to increase the port capacity and improving safety of ship traffic in order to make the Tanjung Priok Port function as an internationa /regional hub port and as a logistic center for ASEAN countries, by improving channel /basin and port inner roads.
|