Informasi, Kebudayaan &
|
Jakarta, 16 Oktober 2009 1. Upacara serah terima bantuan kelambu untuk pencegahan penyakit menular malaria melalui bantuan hibah grassroots diselenggarakan di Kabupaten Sika, propinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 16 Oktober. Pada acara ini hadir dari pihak Jepang, Sekretaris I Kedubes Jepang Bpk. Yasukawa, General Manager PT. Sumitomo Indonesia Bpk. Miki Yukihiko, sementara dari pihak Indonesia dihadiri oleh Sekda Kabupaten Sikka Bpk. Sabinus Nabu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Bpk. Rudlfus Ali, Camat Kecamatan Waigete Bpk. Agustinus Akar serta Direktur Yayasan Bangun Indonesia Bpk. Sumengen Sutomo. 2. Acara serah terima ini, merupakan sebuah kegiatan dari “Proyek Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Menular Malaria di Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur” yang didanai dengan bantuan hibah Grassroots sebesar 9,7 juta Yen (sekitar USD85,000) dan diberikan oleh pemerintah Jepang kepada sebuah yayasan, dimana penandatanganan kontraknya dilakukan pada bulan Maret tahun ini antara pemerintah Jepang dan Yayasan Bangun Indonesia. Proyek ini menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat, pembagian kelambu, workshop dan seminar yang melibatkan lembaga-lembaga kesehatan, dengan tujuan untuk mencegah dan mengawasi malaria di 3 desa (Egon, Nanggatobong, Wairterang) yang banyak mengalami kasus malaria di kabupaten Sikka, Indonesia Timur. 3. Kelambu yang diserahterimakan adalah olyset net buatan Sumitomo Chemical Co. Ltd., dimana 3,900 kelambu akan dibagikan terutama ke Puskesmas setempat serta keluarga dengan ibu hamil dan anak kecil. (Catatan) Olyset net adalah kelambu yang dikembangkan oleh Sumitomo Chemical Co. Ltd. untuk mencegah penularan malaria. Obat nyamuk yang terdapat di dalam benang kelambu akan keluar sedikit demi sedikit dan memiliki efek pencegahan nyamuk secara terus menerus (lebih dari 5 tahun) 4. Prosentasi terjadinya kasus malaria di Indonesia mengalami penurunan (pada tahun 2007 diantara 1000 orang, jumlah kasus terjadinya malaria 51.6 orang, sementara pada tahun 2007 menjadi 16.44 orang), tetapi ada perbedaan yang besar tergantung wilayahnya, dan propinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu wilayah dengan jumlah kasus penderita malaria yang banyak (data tahun 2007 menunjukkan dari 1000 orang, jumlah kasus terjadinya malaria 81.32 orang). Untuk mencegah dan mengawasi malaria, selain dibutuhkan pemahaman masyarakat akan jalur penularan malaria, pentingnya deteksi dini dan pengobatan, maka penggunaan kelambu yang diserahkan kali ini juga efektif sebagai usaha pencegahan kontak langsung dengan nyamuk malaria. Lewat proyek ini, diharapkan kondisi penularan malaria dan kondisi kesehatan dan sanitasi di masyarakat dapat diperbaiki.
|