Informasi, Kebudayaan & Pendidikan
Press Release
  Tahun 2016   Tahun 2016
        Tahun 2015
        Tahun 2014
        Tahun 2013
        Tahun 2012
        Tahun 2011
        Tahun 2010
        Tahun 2009
        Tahun 2008
        Tahun 2007
        Tahun 2006
        Tahun 2005
        Tahun 2004
        Tahun 2003
Informasi Beasiswa &
Pendidikan
Pusat Informasi, Pendidikan dan  
    Kebudayaan
|
Jakarta, 26 Maret 2013 Pertukaran Nota Bantuan Hibah Jepang kepada Republik Indonesia terkait ”Proyek Pembangunan Jembatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat-Phase 3”, ”Proyek Peningkatan Peralatan Manajemen Resiko Bencana” dan ”Proyek Penguatan Laboratorium Balitbang Menkes bagi Penanganan Flu Burung (Avian Influenza) dan Timbul dan Menjangkit Kembalinya Penyakit Menular ”
1. | Pertukaran nota-nota bantuan hibah Jepang ”Proyek Pembangunan Jembatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat-Phase 3” dengan jumlah total hingga 961 juta Yen, ”Proyek Peningkatan Peralatan Manajemen Resiko Bencana” dengan jumlah total hingga 1,5 milyar Yen dan ”Proyek Penguatan Laboratorium Balitbang Menkes untuk Penanganan Flu Burung (Avian Influenza) dan Timbul dan Menjangkit Kembalinya Penyakit Menular” dengan jumlah total hingga 2,1 milyar Yen, telah dipertukarkan di Jakarta pada hari Selasa, 26 Maret 2013 antara Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia Bapak Yoshinori Katori dan Direktur Jendral Urusan Asia Pasifik & Afrika Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Bapak Yuri Thamrin Octavian. |
2. | Ketidaktersediaan prasarana jembatan di bagian selatan di pulau Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat menyebabkan jalan tidak dapat dilalui akibat banjir pada saat musim hujan, sehingga perpindahan penduduk dan distribusi barang menjadi terbatas secara signifikan. Untuk mengatasinya, pemerintah Jepang telah menyelesaikan pembangunan fasilitas 8 jembatan sebagai proyek tahap pertama (tahun fisikal 2007), fasilitas 4 jembatan sebagai proyek tahap kedua (tahun fisikal 2012), dengan target jalan lingkar selatan di pulau Sumbawa. ”Proyek Pembangunan Jembatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat-Phase 3” merupakan proyek bantuan dana yang dibutuhkan untuk membangun 11 jembatan tersisa sebagai proyek tahap ketiga. Proyek ini merupakan kerjasama dana bantuan hibah di antara pemerintah dan swasta dengan tujuan pembangunan infrastruktur yang diselenggarakan untuk mendukung pengembangan tambang tembaga baru PT. Newmont dengan partisipasi Sumitomo Corporation, Sumitomo Metal Mining Co, Ltd dan lain-lain.
Dengan proyek tersebut, diharapkan lalu lintas jalan sepanjang tahun antar seluruh interval jalan lingkar bagian selatan, termasuk interval yang telah dibantu pada proyek tahap 1 dan tahap 2, dapat dilalui. Selain itu, diharapkan juga peningkatan fungsinya sebagai jalan arteri di daerah, terjaminnya perpindahan penduduk setempat dan jalur distribusi barang, dan peningkatan kehidupan penduduk setempat melalui peningkatan akses ke institusi pendidikan, institusi kesehatan, institusi pemerintah, pasar dan sebagainya. |
3. | Selain itu, Indonesia yang terletak di atas 3 lempengan kerak bumi yaitu lempengan Eurasia, lempengan Pasifik, lempengan India-Australia, berpotensi kerap terjadinya bencana alam seperti gempa, letusan gunung berapi, tsunami dan lain-lain di hampir seluruh wilayah. Sejak tahun 2007, pemberian informasi gempa dan tsunami dilaksanakan melalui Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang telah diperkenalkan oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Namun, ada permasalahan mengenai sedikitnya digit seismometer dan rendahnya akurasi perkiraan pusat gempa dan magnitude yang merupakan persyaratan untuk menganalisa kondisi tsunami.
”Proyek Peningkatan Peralatan Manajemen Resiko Bencana” adalah bantuan dana untuk memenuhi kebutuhan untuk pengadaan peralatan yang berhubungan dengan gempa-tsunami di wilayah Indonesia. Dengan proyek ini, diharapkan meningkatkan kapasitas penanggulangan gempa dan tsunami, mengurangi dampak bencana, memanfaatkannya sebagai informasi peringatan awal gempa dan tsunami di negara tetangga selain Indonesia, dan menjadi sumber informasi yang penting bagi Jepang, negara berpotensi terkena dampak tsunami dari wilayah yang jauh.
Lebih lanjut, proyek ini merupakan kerja sama hibah yang diselenggarakan untuk mendukung barang produksi wilayah yang terkena bencana gempa dahsyat di wilayah timur Jepang. |
4. | Di Indonesia, sejak tahun 2003 kasus penularan virus flu burung (A/H5N1) terhadap manusia terus dilaporkan dan pada akhir tahun 2012 telah terjadi 192 kasus yang merupakan kasus terbanyak di dunia dengan rasio kematian yang paling tinggi (83.3%) di antara negara-negara yang melaporkan lebih dari 100 kasus. Selain itu, dikhawatirkan menimbulkan mutasi bentuk baru virus influenza yang memiliki daya penularan yang kuat melalui perluasan penularan kepada manusia, sehingga akan membawa penularan dan kematian yang besar tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Oleh karena itu, pengendalian dampaknya seminimal mungkin adalah tantangan yang penting bagi tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Di Indonesia, penanganan flu burung ditempatkan sebagai tantangan penting dalam ”Rencana Srategis Sektor Kesehatan tahun 2010-2014”, dan Indonesia bertujuan untuk menyebarluaskan system peringatan awal (early warning system) ke seluruh Indonesia dan melengkapi system peringatan dalam 24 jam terhadap berjangkitnya penyakit menular sampai 2014.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memprioritaskan penguatan fungsi Balitbang Kesehatan sebagai laboratorium pusat di dalam negeri.Dengan ”Proyek Penguatan Laboratorium Balitbang Menkes untuk Penanganan Flu Burung (Avian Influenza) dan Timbul dan Menjangkit Kembalinya Penyakit Menular”, diharapkan untuk meningkatkan fungsi laboratorium melalui pemberian peralatan pemeriksaan penyakit menular kepada Balitbang Menkes dan Puslitbang Biologi dan Kedokteran Aceh. Dengan demikian, proyek ini dapat meningkatkan kemampuan penanganan timbul dan menjangkit kembalinya penyakit menular termasuk flu burung di Indonesia. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan fungsi pencegahan meluasnya penyakit menular di dalam negeri maupun ke negara tetangga. |
|