ASEAN-Japan Exchange Year 2003 Logo


Japan-ASEAN Exchange Year 2003
== Festival Persahabatan Indonesia-Jepang ==




Pertukaran di bidang Olahraga -
Pelatihan bagi para instruktur olahraga beladiri dari negara-negara ASEAN

    Sebanyak 10 orang orang muda dari Negara-negara ASEAN telah mendapat kesempatan untuk memperoleh pelatihan singkat yang bersifat peningkatan kemampuan dalam cabang olahraga kendo, judo dan karate. Pelatihan berlangsung dari tgl. 16 Februari 2003 sampai dengan 1 Maret 2003 masing-masing bertempat di Federasi Kendo Seluruh Jepang, Kodokan (judo), dan Asosiasi Karate Jepang di mana mereka mendalami kemampuan sebaga instruktur. Para peserta, termasuk Ipda Polisi Muhammad Yudie Sulistyo dari Indonesia, sangat antusias untuk memanfaatkan apa yang mereka peroleh guna mengembangkan cabang-cabang olahraga tersebut di Negara masing-masing. Ipda Muh. Yudie Sulistyo (28 tahun) adalah Kapolsek KP III/Laut Polres Merauke di Papua; pernah menjadi juara pada Sea Games 1995 di Chiang Mai. Selain latihan, para peserta juga mengadakan kunjungan kepada Ibu Shinako Tsuchiya, Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Jepang, dan meninjau SD Bunkyo-ku di Tokyo, serta mengikuti tur keliling Tokyo. Berikut ini adalah kesan-kesan yang diperoleh peserta dari Indonesia sebagaimana yang diutarakannya kepada Kedutaan Besar Jepang.

    Dari tgl. 17 Februari sampai dengan 28 Februari 2003 saya berkesempatan mendapat penataran pelatihan judo berdasarkan program pertukaran olahraga yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang, berlangsung di Kodokan di Tokyo. Para peserta lainnya adalah seorang instructor klab judo dari Vietnam, anggota pemadam kebakaran dari Filipina, dan guru judo dari Thailand.

    Dengan mengikuti pelatihan tersebut, banyak hal yang saya peroleh berkenaan dengan kemampuan judo saya. Berbagai kemampuan teknis dan pengetahuan tentang judo dapat meningkat, terutama tekniknya. Saya lebih mengenal sejarah judo. Bukan itu saja, karena juga merupakan kesempatan untuk mengenal tata-krama dan disiplin orang Jepang, sifat rajin serta saling menghormati masyarakat Jepang.

    Di Kodokan saya melihat banyak orang Eropa dan Amerika yang datang untuk belajar judo, dan saya merasa sangat terdorong untuk lebih giat lagi berlatih dan mengembangkan kemampuan saya.

    Adanya pelatihan ini memberikan kesempatan untuk menjalin persahabatan dengan rekan-rekan dari negara-negara ASEAN lainnya yang sama-sama diundang Pemerintah Jepang.

    Dengan memanfaatkan pengalaman yang saya peroleh selama berada di Jepang, saya akan berusaha berkarya bagi pengembangan judo di Indonesia, yang sedang membangun. Kepada pemerintah Indonesia saya akan mengajukan proposal bagi pembenahan dan kelengkapan sarana judo seperti tatami, tikar tebal untuk latihan, terutama untuk daerah terpencil seperti tempat saya bertugas, Merauke.

Foto bersama dengan rekan sepelatihan dan pemimpin Koodoukan
Bapak Moh. Yudie Sulistyo (baris depan, nomor 2 dari kanan) bersama rekan sepelatihan dan para pimpinan Koudoukan


Judo : Teknik, Sejarah dan Perkembangannya (oleh Muh. Yudie Sulistyo)

    Salah satu olahraga bela diri yang menggunakan tangan kosong adalah judo. Pencipta seni bela diri judo adalah Prof. Jigoro Kano (1882), justru karena postur tubuhnya yang kecil, dengan tinggi 158 cm dan berat 53 kg. Judo mempunyai arti : cara melempar/membanting, jakni melumpuhkan lawan dengan cara melempar/membanting, termasuk memakai tenaga lawan itu sendiri.

    Teknik yang digunakan dalam judo dapat dibagi dalam 4 kategori berikut : Teknik lemparan (nage-waza), teknik permainan bawah (katame-waza), teknik cekikan (shime-waza), dan teknik patahan (kanzetsu waza). Adapun faktor yang menentukan dalam judo menurut Prof. Jigoro Kano adalah : teknik, fisik pejudo sendiri, mental/moral pejudo. Sekolah judo yang pertama dibuka oleh Prof. Kano pada tahun 1882 bertempat di Kuil Eihoji, dengan 9 orang siswa. Judo terus berkembang. Pada tahun 1951 terbentuk IJF (International Judo Federation) yang mencakup 12 negara. Pada tahun 1956 berlangsung kejuaraan dunia judo yang pertama, dan masih tetap diadakan hingga sekarang.

[TOP]