|
![]() Japan-ASEAN Exchange Year 2003 Globalisasi dan Integritas ASEAN, Peranan Jepang dan Indonesia ![]() Dalam seminar yang berlangsung pada tgl. 23 Juli 2003 diadakan dalam rangka Tahun Pertukaran ASEAN-Jepang, Prof. Yuji Suzuki dari Universitas Hosei di Jepang menjadi pembicara tunggal. Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Bachtiar Alam dari Universitas Indonesia. Usaha yang sudah berhasil dicapai oleh ASEAN yang telah berusia 35 tahun, yakni : (1) Saling pengertian dan stabilitas politik; (2) Saling ketergantungan dan perkembangan ekonomi di negara-negara anggota serta pada tingkat regional; (3) Lingkungan ekstra-regional yang favorable melalui hubungan bilateral serta juga multilateral dengan negara-negara seperti AS, Jepang dst. Tanpa instrumen regional ini, negara-negara di kawasan ini tidak akan dapat menikmati damai dan kemakmuran yang ada sekarang. ASEAN dewasa ini merupakan proses regional yang sudah mantap dengan mekanisme institusional yang diperkokoh, serupa dengan badan-badan regional Eropa. Dengan latar-belakang ASEAN yang demikian, hubungan antara Jepang dan Indonesia, perlu ditingkatkan dalam menghadapi tatanan dunia yang sedang mengalami perubahan. Kemudian ditekankannya pula peranan ASEAN plus 3 (ASEAN plus Korea, Jepang, dan Cina) sebagai kerangka kerja baru yang akan menjadi entitas ekonomi terbesar di dunia. Central issue dalam masalah keamanan regional dalam masa pendek, menurutnya, tetap adalah bagaimana menghadapi AS yang makin melihat ke dalam dalam usahanya membangun keamanan global. Kita perlu menghitung dampaknya terhadap keamanan regional dan mengambil langkah-langkah untuk membina perdamaian dewasa ini di satu pihak dan mempersiapkan diri kita terhadap tugas-tugas keamanan yang baru timbul. Disebutkannya bahwa integrasi di kawasan Asia Tenggara berbeda dari pengalaman di Eropa karena lebih merupakan integrasi fungsional daripada integrasi struktural, yakni berupa integrasi fungsional moneter dalam bentuk sekeranjang berbagai mata-uang regional daripada sistem satu mata-uang bersama. Akhirnya, Prof. Suzuki menyimpulkan bahwa untuk mencapai kerjasama sub-regional yang diperluas, hubungan Jepang-Indonesia akan berperan lebih penting guna menjadikan keseluruhan kawasan sebagai kawasan damai dan sejahtera. Hal ini mungkin agak bertentangan dengan apa yang disebut-sebut oleh sementara pihak sebagai makin kurang pentingnya hubungan Jepang-Indonesia. Sesungguhnya hubungan ini justru telah menjadi tonggak dari hubungan ASEAN-Jepang selama lebih dari 3 dekade hingga akhir tahun-tahun 1990-an. Namun, saya amat yakin bahwa Indonesia sebagai negara anggota ASEAN yang terbesar, masih memegang peranan yang penting demi membina integritas ASEAN di satu pihak dan merupakan pemeran utama dalam hubungan ASEAN-Jepang, di lain pihak. Mengenai Jepang sendiri, Jepang bersifat instrumental bagi Cina untuk mengakomodasi dirinya dalam proses regional tanpa menimbulkan konflik politik. Dan tentu saja itu untuk kepentingan Jepang juga. Pada gilirannya, masuknya Cina ke dalam proses regional merupakan syarat penting bagi ASEAN untuk membina peran kepemimpinannya di Asia Tenggara khususnya, dan Asia serta Pasifik pada umumnya. Kiranya tidak perlu dikatakan lagi bahwa ASEAN yang kuat adalah kepentingan Jepang juga. |