Informasi, Kebudayaan &
|
Jakarta, 11 Desember 2003 Pada pertemuan CGI (Consultative Group on Indonesia) ke-13 yang diadakan oleh Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia pada tanggal 10 dan 11 Desember 2003 di Jakarta, Delegasi Jepang yang dipimpin oleh Duta Besar Yutaka Iimura menyatakan pandangan berikut ini dan mengumumkan bantuan Jepang sebagai berikut : 1. Pandangan utama yang dinyatakan Jepang dalam pertemuan CGI (1) Dengan telah tercapainya stabilitas makroekonomi dalam perekonomian Indonesia, Pemerintah Indonesia dewasa ini menghadapi dua tantangan, yaitu : (a) Membina kesinambungan fiskal setelah lepas dari program IMF yang sekarang. (2) Perbaikan iklim investasi merupakan hal yang mendesak untuk meningkatkan investasi asing dan dalam negeri, dan langkah-langkah yang tercakup dalam Paket Kebijakan Ekonomi seharusnya dilakukan secara mantap di bidang ini. Tambahan pula, Pemerintah Indonesia mendapat dorongan untuk melanjutkan dialog dengan sektor swasta yang melaksanakan langkah-langkah tersebut. Korupsi merupakan salah satu masalah besar yang menghambat investasi swasta, maka Pemerintah Indonesia didesak untuk mengatasi isu ini secara lebih sungguh-sungguh daripada sebelumnya. (3) Pemerintah Indonesia perlu merumuskan sebuah rencana pembangunan nasional mid-term yang secara jelas menunjukkan sasaran-sasaran serta prioritas-prioritas dari pembangunan yang dijalankan oleh Pemerintah setelah berakhirnya PROPENAS yang berlaku sekarang pada akhir tahun 2004. (4) Mengenai Pengentasan Kemiskinan, Jepang terus mendukung usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk merampungkan PRSP pada bulan Mei 2004, yaitu melalui pemberian bantuan teknik bagi task force PRSP dan juga melalui bantuan finansial bagi dana trust PRSP yang dibentuk dalam Bank Dunia. 2. Bantuan yang disanggupi Jepang adalah sebagai berikut (1) Jepang akan terus mendukung sebanyak mungkin usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia menuju reformasi. Mengenai kontribusi Jepang untuk mengisi selisih finansial sekitar US$ 3,36 milyar dalam tahun fiscal 2004, Jepang siap memberikan sekitar US$ 660 juta bantuan melalui pembayaran pinjaman-pinjaman yen yang sudah disanggupi serta bantuan hibah yang baru. Selain itu, juga diharapkan adanya financial flow dari kredit ekspor sebesar sekitar US$ 220 juta. Dengan memadukan pembayaran serta financial flow tersebut, dengan demikian Jepang akan memberikan jumlah sekitar US$ 880 juta yang diharapkan dapat menutupi lebih dari satu perempat (1/4) dari total kebutuhan finansial eksternal Indonesia dalam tahun fiskal 2004. (2) Jepang mengakui betapa pentingnya perbaikan prasarana ekonomi yang konduksif bagi perbaikan iklim investasi. Dalam hal ini, Jepang mengumumkan kesanggupannya berupa 7 proyek pinjaman Yen untuk tahun fiskal ini. Jumlah total dari ketujuh proyek tersebut adalah \ 104,6 milyar, setara sekitar $ 967 juta (kenaikan sebesar 17% dari tahun yang lalu). Dalam memilih ketujuh proyek tersebut, Pemerintah Jepang memberikan prioritas terhadap proyek-proyek yang difokuskan pada perbaikan iklim investasi di Indonesia, seperti perbaikan pasok air, transport kereta-api dan fasilitas pelabuhan (informasi mengenai proyek-proyek ybs. dapat dilihat di sini). (3) Jepang berharap berbagai bantuan ini dapat digunakan secara efektif sehingga Pemerintah Indonesia dapat menanggulangi secara tepat berbagai kebutuhan pembangunan, dan dapat mencapai stabilitas ekonomi lebih lanjut serta pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang dimotori oleh investasi swasta. Japan’s Views Expressed at the CGI Meeting and Announcement of its Assistance     At the 13th Consultative Group on Indonesia (CGI) organized by the World Bank and the Government of Indonesia on December 10 and 11 in Jakarta, the Japanese Delegation, headed by Ambassador Yutaka Iimura, expressed the following views and announced the following assistance. 1. The main views that Japan expressed at the CGI meeting are as follows; (1) As the Indonesian economy has achieved macroeconomic stability, there are two current challenges the Government of Indonesia are now faced with; (a) To maintain fiscal sustainability after the graduation from the current IMF program.     The steady implementation of the Economic Policy Package is important in order to obtain market’s trust towards the Indonesian economy. (2) The improvement of investment climate is an urgent matter in order to increase foreign and domestic investment, and the measures included in the Economic Policy Package should be implemented steadily in this area. Moreover, the Indonesian government is encouraged to continue dialogue with the private sector when carrying out these measures. Corruption is one of the major problems which hinders?private investment and?the Indonesian government is urged to tackle this issue more seriously than before. (3) It is imperative that the Indonesian government formulates a mid-term national development plan that clearly demonstrates the government’s development targets and priorities after the termination of the current PROPENAS, ending in the end of the year 2004. (4) With regard to Poverty Reduction, Japan continues to support the Indonesian government’s efforts to finalize the PRSP by May 2004 through technical assistance to the PRSP task force and also through financial assistance to the PRSP trust fund established in the World Bank. 2. The assistance that Japan pledged is as followed; (1) Japan will continue to support the Indonesian government’s efforts towards its reform as much as possible. As for Japan’s contribution to filling the financial gap of around US$ 3.36 billion in the fiscal year of 2004, Japan is ready to provide approximately US$ 660 mil of assistance through the disbursement of already-committed yen loans and new grant aid assistance. In addition to that, financial flow of the export credit about US$ 220 mil is expected. Combining the disbursement and financial flow, Japan will extend the amount of approximately US$ 880mil, which is expected to cover more than one-forth of the total external financial need in the fiscal year of 2004. (2) Japan recognized the importance of the improvement of economic infrastructure which is conducive to the improvement of investment climate. In this regard, Japan announced its pledge of 7 new Yen loan projects for this fiscal year. The total amount of the projects is \104.6 billion, equivalent to some $ 967 million. In the selection of these seven projects, the Japanese government gave a high priority to projects, focusing on improving the investment climate in Indonesia such as improving power supply, railways transportation and port facilities. (click for projects’ information) (3) Japan hopes that, with an effective use of these assistance, the Indonesian government will appropriately address the country’s development needs, and achieve further economic stability and also sustainable economic growth driven by private investment. |