Informasi, Kebudayaan & Pendidikan
PRESS RELEASE
  Tahun 2016   Tahun 2016
        Tahun 2015
        Tahun 2014
        Tahun 2013
        Tahun 2012
        Tahun 2011
        Tahun 2010
        Tahun 2009
        Tahun 2008
        Tahun 2007
        Tahun 2006
        Tahun 2005
        Tahun 2004
        Tahun 2003
      Informasi Beasiswa & Pendidikan
      Pusat Informasi, Pendidikan dan       Kebudayaan
|
Jakarta, 2 Februari 2005 Bantuan
Jepang kepada Indonesia Pasca Gempa Bumi dan Tsunami di NAD &
SUMUT (Bantuan Klinik Berjalan di Lokasi Bencana dan Bantuan untuk Pengelolaan Stasiun Radio Siaran Informasi Keluarga Terpisah)
[English
Version]
1. Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan bantuan hibah sebesar US$362.497, berdasarkan skema bantuan hibah grass-root, berupa bantuan untuk klinik berjalan dan untuk stasiun radio yang menyiarkan informasi bagi penduduk korban bencana di NAD.
2. Bantuan untuk Klinik Berjalan di NAD (senilai US$343.439)
  (1) | Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda wilayah NAD mengakibatkan hancurnya sejumlah fasilitas medis dll, dalam lingkup daerah yang luas, sehingga para penduduk korban bencana mengalami keterbatasan pelayanan medis yang serius. Khususnya di kota-kota besar seperti Banda Aceh dan Meulaboh, pelayanan medis memang sudah mulai membaik. Namun di wilayah pedesaan dan kawasan pinggiran kota-kota besar, kondisi belum memungkinkan masyarakat untuk menikmati pelayanan medis yang memadai. |
  (2) | Melihat keadaan demikian, Pemuda Muhammadiyah telah menyusun rencana proyek Klinik Berjalan guna melayani 1 kota dan 7 kabupaten yang terkena bencana, yaitu kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab. Aceh Jaya, Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Barat, Kab. Pidie, Kab. Bireun, dan Kab. Aceh Utara. Untuk keperluan itu, Pemuda Muhammadiyah telah mengajukan permintaan bantuan pembiayaan kepada Pemerintah Jepang guna memperoleh sejumlah mobil ambulans, obat-obatan, perlengkapan medis, serta pembiayaan tenaga dokter dan perawat, dll agar pihaknya dapat melaksanakan operasi Klinik Berjalan tersebut. |
  (3) | Dengan pelaksanaan kerjasama ini, pelayanan medis bagi penduduk korban tsunami diharapkan dapat terus berjalan dengan baik, sehingga proyek ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kondisi kesehatan masyarakat di lokasi proyek tersebut, serta pemulihan di NAD dari akibat bencana gempa bumi dan tsunami. |
3. Bantuan Pengelolaan Stasiun Radio di Aceh (senilai US$19.058)
  (1) | Saat ini di NAD, terdapat sejumlah korban yang terpisah dari keluarganya akibat bencana, tidak dapat memperoleh kabar tentang anggota keluarga mereka, sehingga mengalami kesulitan untuk dapat dipertemukan dengan keluarga mereka. Di samping itu pula, meskipun banyak korban membutuhkan bantuan dalam keadaan darurat, mereka mengalami kesulitan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi akibat bencana, adanya kegiatan bantuan dll, disebabkan oleh keterbatasan sarana informasi di lokasi bencana seperti terputusnya alat telekomunikasi. Dalam keadaan demikian, ada sebuah stasiun radio bernama “Suara Aceh”, stasiun radio pertama yang beroperasi kembali setelah terjadinya bencana di Aceh, dan aktif membagi-bagikan pesawat radio ke berbagai penampungan pengungsi, serta menyiarkan informasi yang berguna untuk mempersatukan keluarga yang terpisah, dan memberikan informasi mengenai bantuan kemanusiaan. |
  (2) | Menanggapi kondisi tersebut, Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) yang mengelola “Suara Aceh” mengajukan permintaan bantuan kepada pemerintah Jepang agar pembiayaan operasional itu terpenuhi. Permintaan bantuan antara lain; pengadaan kendaraan peliputan, genset untuk meningkatkan kapasitas operasi siarannya, pembelian pemancar radio dsb dengan tujuan mengoptimalkan upaya bantuan para korban melalui pelayanan informasi. |
  (3) | Dengan realisasi kerjasama ini, diharapkan agar para korban khususnya anak-anak segera dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan sanak-saudaranya yang terpisah-pisah, dan agar aktivitas bantuan demi korban bencana dapat berjalan dengan baik, serta dapat memberikan andil bagi rehabilitasi dan rekonstruksi NAD secara cepat. |
Catatan :
Bantuan Jepang kepada Indonesia Pasca
Gempabumi dan Tsunami
-
Bantuan Darurat (US$390.000 berupa: tenda,
selimut, genset) -
Bantuan Hibah Bilateral
(1) US$1,5 juta: untuk pengadaan makanan darurat dan peralatan medis. Nota Diplomatik
mengenai hal ini telah dipertukarkan pada tanggal 27 Desember
2004.
(2) US$146 juta untuk barang bantuan darurat dan
rekonstruksi di Aceh Komitmen mengenai hal ini disampaikan oleh
Perdana Menteri Junichiro Koizumi pada tanggal 6 Januari 2005 pada KTT
Tsunami. Nota Diplomatik mengenai hal ini telah dipertukarkan pada
tanggal 17 Januari 2005.
-
Bantuan melalui Organisasi Internasional
(US$250 juta) Bantuan ini juga dipergunakan untuk bantuan kemanusiaan di
Aceh.
-
Pengiriman Tim Medis Darurat Jepang
dilaksanakan oleh JICA ( 2 s/d 22 Januari)
-
Pengiriman Pasukan Bela Diri
Jepang Jepang mengerahkan kemampuan Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF)
untuk mendukung operasi bantuan dalam bidang pengangkutan barang melalui
udara (sejak 10 Januari) serta melaksanakan pencegahan medis/epidemi di
Indonesia (sejak 19 Januari)
|